Dzikir dalam Islam adalah suatu ibadah yang dilakukan dengan mengingat, menyebut, dan memuji nama Allah Subhanahu wata’ala. Tujuan utama dari dzikir adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan keimanan serta ketaqwaan seseorang.
Manfaat dzikir kepada Allah sangat banyak, di antaranya:
- Menghilangkan rasa cemas dan kegelisahan, karena dzikir membantu mengingat Allah dan meredakan stres.
- Menjaga hati tetap tenang dan damai, karena dzikir membantu mengingat Allah dalam setiap langkah kehidupan dan memperkuat ikatan dengan-Nya.
- Memperoleh kebahagiaan, karena dzikir membantu memperkuat ikatan dengan Allah dan meredakan pikiran negatif serta mengembangkan kecintaan kepada-Nya.
- Meningkatkan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ujian kehidupan, karena dzikir membantu menguatkan keimanan dan menenangkan hati.
- Menjadi sumber kekuatan, karena dzikir membantu menghubungkan seseorang dengan sumber kekuatan sejati, yaitu Allah SWT.
- Memperoleh rahmat dan ampunan dari Allah SWT, karena dzikir adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan memohon ampunan-Nya.
- Membantu menenangkan diri dan fokus, karena dzikir membantu mengalihkan perhatian dari hal-hal yang tidak penting dan merenungkan makna hidup.
- Dalam Islam, dzikir merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan dan dipercaya bisa membawa manfaat besar bagi kehidupan dunia dan akhirat seseorang.
Dalam Al-Quran, terdapat beberapa ayat yang memerintahkan untuk berdzikir, antara lain:
- “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41)
- “Maka ingatlah (dengan berdzikir) kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat (pula dengan memberi pertolongan) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152)
- “Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai (tidak berdzikir).” (QS. Al-A’raf: 205)
- Dalam hadis, terdapat banyak riwayat yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW sangat menekankan pentingnya berdzikir.
Beberapa hadis yang berkaitan dengan perintah berdzikir, antara lain:
- Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang banyak mengingat Allah, niscaya Allah akan mengangkat derajatnya dan tidak ada amal yang lebih dicintai Allah selain zikir.” (HR. At-Tirmidzi)
- Dari Abu Musa Al-Asy’ari r.a., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang yang berdzikir dan orang yang tidak berdzikir, seperti orang yang hidup dan orang yang mati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Dari Umar bin Khattab r.a., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada yang lebih berat bagi setan daripada seseorang yang berdzikir kepada Allah sambil berjalan.” (HR. Muslim)
Dari dalil-dalil tersebut, dapat disimpulkan bahwa berdzikir merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya, serta memiliki banyak manfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat seseorang. Oleh karena itu, seorang muslim sangat dianjurkan untuk senantiasa mengingat Allah dengan berdzikir sebanyak-banyaknya.
Berikut beberapa dzikir setelah sholat yang bisa kita amalkan.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ (3x)
Astaghfirullah (3x).
“Aku minta ampun kepada Allah,” (3x)
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ.
Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikrom.
“Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dariMu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan” (HR. Muslim no. 591).
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ،
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
“Tiada Rabb yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Allahumma laa maani’a lima a’thoita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfau dzal jaddi minkal jaddu.
“Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya yang menyelamatkan dari siksaan). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan” (HR. Bukhari no.6615, Muslim no.593).
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَاللهُ أَكْبَرُ (33 ×)
Subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar (33 x).
“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, dan Allah Maha Besar (33 x)
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ،
Laa ilaha illallah wahda, laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
“Tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan. BagiNya pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu” (HR. Muslim no. 597).
Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai shalat (fardhu) (HR. Abu Daud no. 1523, dishahikan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).
Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu) (HR. An Nasa-i no. 9928, Ath Thabrani no.7532, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ no.6464).
Kemudian setelah itu berdoa sesuai dengan keinginan masing-masing.