Halaqah yang ke-84 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh.
Beliau mendatangkan firman Allāh ﷻ
وَقَوْلُهُ: ﴿وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلَّا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ﴾ [البقرة: 130]
“Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di Akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang shalih.” (QS. Al-Baqoroh [2]: 130)
Didalam ayat ini Allāh ﷻ menyebutkan tentang hakikat dari orang yang benci terhadap Islam. Hakekatnya dia adalah orang yang سَفِهَ نَفْسَهُ, hakekatnya dia adalah orang yang bodoh, dia adalah orang yang jahil karena Islam ini adalah jalan satu-satunya menuju ke surganya Allāh ﷻ, menuju Allāh ﷻ, yang menyampaikan seseorang ke dalam surga hanyalah Islam ini saja dan dia adalah jalan yang barangsiapa yang menempuhnya maka dia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Orang yang melakukan dan iltizam dengan agama Islam bahagia di dunia
فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً
Akan diberikan kehidupan dunia yang baik dan di akhirat dia akan mendapatkan kebahagiaan juga,
وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
(QS: an-Nahl : 97)
Dan dia adalah agama yang samhah, agama yang mudah, orang yang iltizam dengan syariat yang ada di dalamnya maka dia akan mendapatkan kehidupan yang baik di dunia, hidup yang sehat hidup yang tentram hidup yang penuh dengan kebahagiaan itu kalau dia bener-bener kāffah dalam melakukan Islam itu sendiri.
Kalau seseorang benci dengan Islam maka ini adalah orang yang bodoh. Seandainya di dalam kehidupan dunia seseorang ditawarin cara yang mudah antum bisa nyaman kemudian dia menolaknya padahal itu jelas-jelas sesuatu yang mudah dan tidak ada resiko dan seterusnya kemudian dia menolaknya, dia sesuatu yang halal tidak ada resiko, mudah, tidak ada akibat yang jelek misalnya kemudian ia menolaknya maka ini adalah sebuah kebodohan.
Maka orang yang membenci milahnya Ibrahim yaitu membenci Islam maka hakikatnya dia adalah orang yang bodoh, orang yang melakukan bid’ah itu adalah orang yang jahil, orang yang melakukan bid’ah akan menyeret dia nantinya akan membenci kepada Islam itu sendiri, sehingga terkadang kita mendengar ucapan ahlul bid’ah dia mencela sunnah Nabi ﷺ karena sudah hatinya ini kotor dengan bid’ah- bid’ah tadi sehingga mendengar sunnah Nabi ﷺ mereka benci.
Berbicara tentang cadar, berbicara tentang jenggot, berbicara tentang sunnah-sunnah Nabi ﷺ, ada kebencian terhadap sunnah-sunnah tersebut karena dia sudah terbiasa melakukan perkara yang bid’ah. Maka orang yang melakukan bid’ah akan membuat dia benci kepada Al-Islam dan tidaklah membenci Islam ini kecuali orang yang bodoh yaitu orang yang jahil, seandainya dia adalah orang yang berakal, orang yang berilmu, niscaya dia akan menerima Islam ini dengan lapang dada dan terbuka, tidak ada rasa berat di dalam hatinya untuk menerima agama Islam ini.
Ini menunjukkan tentang bahayanya bid’ah dari sisi karena bid’ah ini akan menyeret kepada kebencian terhadap Islam itu sendiri dan tidaklah membenci Islam kecuali orang yang bodoh, jadi kebid’ahan bisa membawa kepada kebodohan.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]