Halaqah yang ke-66 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhāb bin Sulaiman At-Tamimi rahimahullāh.
Beliau mendatangkan firman Allāh Azza wa Jalla:
فَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبࣰا لِّیُضِلَّ ٱلنَّاسَ بِغَیۡرِ عِلۡمٍۚ
“Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang berdusta atas nama Allāh, untuk menyesatkan manusia tanpa ilmu” (QS. Al-An’ām:144)
Masuk di dalam ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبࣰا adalah orang yang melakukan bid’ah.
Kenapa koq bisa dimasukkan orang yang melakukan bid’ah ini dengan berdusta atas nama Allāh? Orang yang melakukan bid’ah, seakan-akan dia mengatakan, ini adalah dari siapa? dari Allāh.
Dia melakukan amalan-amalan yang bid’ah tadi, ketika dia mengamalkan dan mendakwahkan apalagi. Seakan-akan dia mengatakan bahwasanya ini adalah dari siapa? Dari Allāh. Padahal bukan dari Allāh.
Berarti berdusta bukan itu? Berdusta.
Mengatakan ini disyari’atkan padahal itu tidak disyari’atkan, maulud nabi perayaannya di anggap ini adalah disyari’atkan, padahal itu tidak disyari’atkan.
Ketika dia mengatakan maulud nabi adalah disyari’atkan, berarti dia berdusta atas nama Allāh. Maka dia masuk di dalam berdusta atas nama Allāh. Karena seakan-akan dia mengatakan Allāh mensyari’atkan hal ini, padahal Allāh tidak pernah mensyari’atkannya.
Makanya beliau mendatangkan firman Allāh:
فَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبࣰا
Darimana kita mengetahui dengan ayat ini bahwasanya berdusta atas nama Allāh tadi lebih besar dosanya daripada dosa besar.
Bahwasanya ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ ini adalah lebih besar daripada dosa besar. Masuk di dalam ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ adalah perbuatan bid’ah.
Di sini kuncinya adalah pada kalimat فَمَنۡ أَظۡلَمُ (siapakah yang lebih zhalim) daripada orang yang berdusta atas nama Allāh untuk menyesatkan manusia dari jalan Allāh.
Tahu bahwasanya ini adalah jalan Allāh, jalan yang lurus kemudian dia berdusta atas nama Allāh, “Oh yang benar adalah jalan ke sini mas”. Ingin menyesatkan manusia dari jalan Allāh.
Thayyib, maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ dan masuk di dalam ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ adalah bid’ah. Karena dia telah berdusta atas nama Allāh, menunjukkan bahwasanya apa yang disampaikan oleh muallif di dalam judul bab tadi adalah benar adanya, bahwasanya bid’ah itu adalah lebih besar daripada dosa-dosa besar.
Karena dia adalah termasuk kezhaliman dia adalah berdusta atas nama Allāh dan Allāh mengatakan فَمَنۡ أَظۡلَمُ (siapa yang lebih zhalim), daripada orang yang berdusta atas nama Allāh untuk menyesatkan manusia tanpa ilmu.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]