Halaqah yang ke-37 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh.
Untuk menunjukkan wajibnya mencukupkan diri dengan Al Qur’an dan juga Sunnah yang merupakan dasar agama Islām, beliau mendatangkan 1 ayat & 1 Hadits yang disini dikatakan oleh beliau – روى النسائي وغيره – diriwayatkan oleh Al Imam an Nasaii & juga yang lain.
عن النبي ﷺ: أنه رأى في يد عمر بن الخطاب رضي الله عنه ورقة من التوراة،
Diriwayatkan oleh Al Imam an Nasaii & juga yang lain dari Nabi ﷺ , bahwasanya Beliau ﷺ melihat ditangan Umar bin Khattab ada 1 lembar dari Taurat.
Bukan Taurat sempurna tapi dia adalah 1 lembar dari Taurat, Maka Nabi ﷺ berkata kepada Umar bin Khattab
أمتهوكون يا ابن الخطاب؟
Apakah kalian dalam keadaan bingung wahai Umar bin Khattab?
Sehingga masih membaca kitab seperti ini, kitab yang sudah di nashk oleh Al Qur’an & seluruh kebaikan kalau memang disitu ada Wahyu maka kebaikan tersebut ada di dalam Al Qur’an -تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ –
لقد جئتكم بها بيضاء نقية،
Sungguh aku telah datang kepada kalian dengannya (dengan syariat ini, dengan Islām ini) dalam keadaan putih bersih,
Ini adalah sesuatu yang sangat jelas & terang, jelas memberikan petunjuk kepada manusia tidak ada di dalamnya ghumuh (sesuatu yang samar) sehingga perlu untuk mencari kejelasannya di dalam Taurat atau Injil. Tidak ada yang samar sehingga jangan ada diantara kalian mengatakan perlu kita mencari penjelasannya di dalam Taurat & juga di dalam Injil, seandainya seseorang selama hidupnya memeluk agama Islām & tidak pernah membaca Taurat & juga Injil maka itu sudah mencukupi baginya, karena Nabi ﷺ telah datang kepada kita dengan sesuatu yang sangat jelas terang benderang.
Ucapan beliau
أمتهوكون يا ابن الخطاب؟
Ini adalah pertanyaan yang sifatnya pengingkaran, apakah Hamza di sini adalah hamazatul Istifham (pertanyaan), tapi ada diantara pertanyaan yang maksudnya adalah pengingkaran,
_apakah kamu bingung wahai Umar bin Khattab?_
Ini adalah mengingkari beliau , kenapa melakukan nya demikian…
Pengingkaran disini menunjukkan tentang wajibnya mencukupkan diri dengan Al Qur’an dan juga Sunnah, karena Beliau ﷺ mengingkari, mengingkari kenapa masih memegang Taurat/lembaran dari Taurat.
Pengingkaran beliau menunjukkan tentang wajibnya mencukupkan diri dengan Al Qur’an dan juga Sunnah, ini syahidnya dari hadits yang mulia ini. Ditambah lagi beliau mengatakan
لقد جئتكم بها بيضاء نقية
Menyebutkan tentang keutamaan apa yang Beliau ﷺ bawa, keutamaannya adalah jelas & terang benderang, ini juga menguatkan keharusan untuk mencukupkan diri dengan Al Qur’an dan juga Sunnah yang dibawa oleh Nabi ﷺ.
Ditambah sisi yang ketiga, beliau menyebutkan tentang akibat orang yang tidak mengikuti Sunnah beliau
لو كان موسى حياً
Seandainya Musa – حياً – dalam keadaan sekarang ini masih hidup
واتبعتموه
Kemudian kalian mengikuti beliau, mengikuti Taurat yg beliau bawa
وتركتموني
_Kemudian kalian meninggalkan diriku_
Padahal beliau juga Nabi, Nabi Muhammad ﷺ juga Nabi
ضللتم
Niscaya kalian akan sesat.
Disini sisi yang ketiga, orang yang tidak mencukupkan diri dengan Al Qur’an dan Sunnah, setelah kedatangan Nabi ﷺ maka pasti dia akan sesat, menunjukkan tentang wajibnya mengikuti Al Qur’an dan Sunnah mengikuti Nabi ﷺ yang telah membawa Al Qur’an dan Sunnah tadi, berarti ini juga menunjukkan tentang kewajiban mencukupkan diri tadi.
Dari lafadz ini ada 3 sisi yang dengannya kita mengetahui tentang kewajiban mencukupkan diri dengan Al Qur’an dan juga Sunnah yang dibawa oleh Nabi ﷺ,
1. Ucapan beliau
أمتهوكون يا ابن الخطاب؟
Ini adalah pengingkaran. Pengingkaran kepada Umar Ibnu Khattab yang saat itu membawa lembaran Taurat & pengingkaran ini tentang wajibnya mencukupkan diri dengan Al Qur’an dan Sunnah.
2. Sifat Al Qur’an dan juga Sunnah yang disebutkan oleh beliau bahwasanya dia adalah – بيضاء نقية – terang benderang, disini ada isyarat dari beliau untuk mengikuti Al Qur’an dan Sunnah yang terang benderang tadi yang tidak ada kesamaran di dalamnya.
3. Kabar dari beliau seandainya kita meninggalkan beliau ﷺ dan mengikuti seorang Nabi sebelum beliau ﷺ niscaya ini akan menjadikan kita tersesat, padahal itu seorang Nabi, lalu bagaimana seandainya yang dia ikuti bukan seorang Nabi.
Seorang Nabi saja setelah diutusnya Nabi ﷺ, kalau kita masih mengikutinya maka kita tersesat, mengikuti Taurat yang asli misalnya, Injil yang asli misalnya seandainya dia ada kemudian selama hidup berpegang dengan Taurat & Injil tadi setelah kedatangan Nabi ﷺ maka kita dinamakan orang yang sesat & ini menunjukkan tentang wajibnya mengikuti apa yang dibawa oleh Nabi ﷺ.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]