Halaqah yang ke-30 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh.
Beliau mengatakan
وعن أبي قلابة عن رجل من أهل الشام عن أبيه:
Dari Abu Kilabah dari seseorang ahlu Syam, beliau adalah Amr Abasa Ibnu Amr Ibnu Kholi, beliau adalah seorang Sahabat, berarti seorang Sahabat meriwayatkan dari ahli Syam & Ahli Syam ini meriwayatkan dari bapaknya. Kalau di dalam Nukshoh di dalam Musnad Abd Ibnu Khumaid
عن أبي قلابة عن عامر ابن عباس قال قال رجل يا رسول الله
Berarti disini Amr Ibnu Abasa langsung kepada rajulun yang dia bertanya kepada Rasulullāh (ada kemungkinan demikian)
عن عامر ابن عباس قال قال رجل يا رسول الله من الإسلام
Dan Ucapan beliau Qola belum tentu beliau melihat langsung laki² tadi bertanya, mungkin disana ada perantara antara Amr Ibnu Abasa dengan rojulun tadi, kalau yang ada di dalam Musnad Abd Ibnu Khumaid disini dari Amr Ibnu Abasa قال قال رجل. Baik hadits ini adalah hadits yang dhoif atau yang Shahih Kita lihat
عن أبي
Dari bapaknya
أنه سأل رسول الله ﷺ
Bahwasanya beliau bertanya kepada Rasulullāh ﷺ,
ما الإسلام؟
Apa yang dimaksud dengan Islām?
Dan ini sesuai dengan bab ini karena bab pengertian Islām, beliau membawakan seorang sahabat bertanya kepada Nabi tentang Islām, tentunya jawaban Nabi ﷺ adalah jawaban yang paling baik yang menunjukkan tentang hakikat Islām itu sendiri, beliau mengatakan:
قال: أن تسلم قلبك لله،
engkau menyerahkan hatimu kepada Allāh ﷻ.
Sama dengan lafadz yang sebelumnya, berarti bathin kita harus diserahkan kepada Allāh ﷻ, harus Ikhlas/menjauhi Riya, menjauhi sum’ah, hasad, dendam, tidak ada perasaan yang tidak baik kepada saudaranya seislām. Itu yang pertama.
Yang kedua
ويسلم المسلمون من لسانك ويدك
Yang kedua ini juga sudah disebutkan di dalam hadits yang Shahih, jadi yang pertama ini sudah disebutkan pada hadits yang sebelumnya & Hadits yang sebelumnya Isnadnya Hasan.
Adapun
ويسلم المسلمون من لسانك ويدك
Maka ini ada yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim
Seandainya hadits ini dhoif, memudhorotkan tidak? Tidak, karena lafadz² yang ada di dalamnya maknanya sudah ada di dalam hadits yang lain yang Shahih atau hadits tersebut Hasan, jadi seandainya hadits yang dhoif, _la yadhuru_, seandainya dia Hadits yang Shahih atau Hasan maka ini jelas menguatkan.
قال: أي الإسلام أفضل؟
Penanya ini menanyakan Islām apa yang paling Afdhol?
قال: الإيمان
Islām yang paling Afdhol adalah beriman kepada Allāh ﷻ.
Berarti Iman kepada Allāh ﷻ adalah bagian dari Islām, bahkan dia adalah Islām yang paling afdhol.
Jadi tunduknya seseorang kepada Allāh ﷻ & iman dia kepada Allāh ﷻ ini bagian dari Islāmnya dia kepada Allāh ﷻ.
الاستسلام لله بالتوحيد،
Menyerahkan diri kepada Allāh ﷻ dengan Tauhid adalah bagian dari keimanan kepada Allāh ﷻ.
Ketika kita berbicara tentang Imam kepada Allāh ﷻ, ada 4 perkara yang harus ada pada Iman kepada Allāh ﷻ, meyakini bahwasanya Allāh ﷻ itu ada, kemudian meyakini tentang rububiyyah, Uluhiyyah Allāh ﷻ, Nama & juga sifat Allāh ﷻ, berarti Iman kepada Allāh ﷻ berarti intinya kepada Tauhid.
Tauhid Rububiyah dan Uluhiyyah membawa kepada kita Tauhid Uluhiyyah. Inilah yang paling Afdhol, di dalam Islām yang paling Afdhol adalah beriman kepada Allāh ﷻ berarti Islām mencakup di dalamnya selain akhlak yang harus ditundukkan, hati yang harus ditundukkan maka perlu Kita diketahui bahwasanya apa yang ada di dalam hati seseorang berupa akidah tentang Allāh ﷻ maka itu bagian dari Islām yang paling Afdhol,
قال: وما الإيمان؟
Dia mengatakan lagi apa yang dimaksud dengan beriman kepada Allāh ﷻ,
قال: أن تؤمن بالله، وملائكته، وكتبه، ورسله، واليوم الآخر والبعث بعد الموت.
Yang dimaksud dengan beriman kepada Allāh ﷻ adalah engkau beriman kepada Allāh ﷻ & Malaikat²Nya, Kitab²Nya, Rasul²Nya dan juga hari Akhir dan engkau beriman dengan – البعث بعد الموت -beriman dengan Al Ba’ats setelah kematian.
Berarti beriman kepada Allāh ﷻ kalau ditafsirkan seperti ini menunjukkan bahwasanya yang namanya Iman kepada Allāh ﷻ konsekuensi nya Al Iman kepada Allāh ﷻ itu mengharuskan iman kepada rukun Iman yang lain.
Jika kita sudah beriman kepada Allāh ﷻ, percaya kepada Allāh ﷻ, Allāh ﷻ mengatakan bahwasanya Allāh ﷻ memiliki Malaikat, Allāh ﷻ memiliki Malaikat yang mengamalkan ini, Allāh ﷻ memiliki Malaikat sifat ini, jika sudah beriman kepada Allāh ﷻ, Allāh ﷻ mengabarkan adanya Malaikat Kita harus beriman dengan Malaikat, Allāh ﷻ mengabarkan bahwasanya Malaikat memiliki amalan demikian, sifat demikian maka kita harus meyakini bahwasanya Malaikat memiliki amalan/sifat demikian, berarti beriman kepada Malaikat adalah konsekuensi dari beriman kepada Allāh ﷻ.
Beriman dengan kutub juga demikian. Kalau memang kita sudah beriman kepada Allāh ﷻ, kemudian Allāh ﷻ mengabarkan bahwasanya Allāh ﷻ menurunkan kitab kepada Nabi Muhammad ﷺ, berarti konsekuensi dari keimanan Kita kepada Allāh ﷻ harus beriman dengan Kitab, kalau kita beriman kepada Allāh ﷻ, maka ketika Allāh ﷻ mengabarkan, Allāh ﷻ mengutus Rasul dan menyuruh untuk beriman dengan Rasul tadi maka kita harus beriman dengan Rasul tadi, inilah konsekuensi Iman kita kepada AlIāh ﷻ.
Beriman dengan hari akhir juga demikian, karena Allāh ﷻ mengabarkan tentang terjadinya Hari Akhir, kemudian disebutkan
والبعث بعد الموت.
Dan ini adalah penyebutan yang khusus setelah yang umum, karena Al Yaumil Akhir lebih umum dari – والبعث بعد الموت.- disebutkan karena dia termasuk unsur yang paling penting di dalam beriman dengan Hari Akhir , sudah kita sebutkan bahwasanya,
البعث بعد الموت
Ini termasuk Al Qodr al mujzi fil iman bil Yaumil Akhir, termasuk kadar minimal dengan hari akhir adalah beriman dengan Al Ba’ats, kemudian beriman dengan Al Jazaa’, dan jaza disini mencakup surga dan neraka.
Orang yang mengingkari Al Ba’ats mengingkari kadar minimal di dalam beriman dengan Hari Akhir, jelas karena hari akhir terjadi setelah Ba’ats
زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَن لَّن يُبْعَثُوا ۚ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّي ..
QS At Taghobun 7
Menunjukkan bahwasanya orang yang mengingkari Al Ba’ats maka dia telah keluar dari agama Islām dan ini adalah sifatnya orang² Kafir mengingkari Al Ba’ats
Dimana disebutkan beriman dengan Al Qodar, disebutkan dalam hadits yang lain & hadits saling melengkapi satu dan yang lain, maka jangan ada yang mengatakan disini ada pertentangan/kontradiktif, jangan bermudah²an kita mengatakan demikian, pertama seorang muslim ketika mendapatkan demikian, amantu billah, aku beriman kepada Allāh ﷻ, kalau memang ini Shahih maka aku beriman dengan apa yang datang dari Allāh ﷻ semuanya
كل من عند ربي
Semuanya berasal dari Allāh ﷻ.
Kemudian kita berusaha memahami, hadits itu saling melengkapi satu dengan yang lain, saling membenarkan satu dengan yang lain, mungkin disini disebutkan khusus, disana disebutkan umum nya, atau jika kita tidak tahu kita Kita yakin bahwasanya ulama mereka mempunyai penjelasan yang tentang masalah ini, oleh sebab itu sebagian Ulama karena kedalaman ilmu mereka & besar nya dan luas nya pengalaman mereka sampai berani untuk mengatakan dan menantang barangsiapa yang menemukan seperti ada ta’aruf diantara dalil² maka datanglah kesini maka aku akan menjama’nya & ini tidak diucapkan kecuali seorang ulama yang rosikh di dalam ilmu nya.
Syahidnya disini bahwasanya beriman kepada Allāh ﷻ ini adalah bagian dari Islām, bahkan dia adalah afdholul Islām & disini Kita memahami sabda Nabi ﷺ kepada seorang Sahabat ketika minta diwasiati oleh Nabi ﷺ
فو الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ غَيْرَك؛
Kemudian Nabi ﷺ mengatakan,
: قُلْ: آمَنْت بِاَللَّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ” . رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
_katakanlah aku beriman kepada Allāh ﷻ kemudian Istiqomahlah_,
Dimana disini Iman kepada Malaikat, Iman kepada Rasul, Iman kepada Kitab, Takdir, itu semua adalah konsekuensi dari beriman kepada Allāh ﷻ.
Karena dia minta yang ringkas. Maka seorang Muslim memahami
قُلْ: آمَنْت بِاَللَّهِ
Kalau memang kita beriman kepada Allāh ﷻ berarti harus beriman kepada Malaikat, Rasul, Kutub.
ثُمَّ اسْتَقِمْ
Dan hendaklah engkau Istiqomah.
Yaitu Istiqomah diatas Iman kepada Allāh ﷻ, dan konsekuensi². Kalimat yang ringkas tapi bagi orang yang memahami maknanya, ini adalah perkara yang besar, berarti kita harus Istiqomah diatas agama ini seluruhnya, karena kalau mendalami kembali tentang Iman kepada Malaikat, Hari Akhir, Iman dengan Hari Akhir juga ada konsekuensi²nya, bertaubat, beramal shaleh, meninggalkan kemaksiatan ini adalah bagian dari beriman kepada Hari Akhir, beriman kepada Malaikat juga demikian, tahu kalau disana ada Malaikat yang menulis – mengawasi dan seterusnya.
Maka disini kalau memang Hadits adalah hadits yang tetap dari Nabi ﷺ , menunjukkan bahwasanya Islām mencakup baik akhlak kita demikian pula aqidah kita, al-imanu billah juga bagian dari Islām demikian pula amalan² hati khauf, Roja, mahabbah dan seterusnya semuanya harus kita serahkan kepada Allāh ﷻ dan ini adalah bagian dari Islām.
Secara ringkas kesimpulan dari bab ini Tafsirul Islām bahwasanya Islām ini mencakup penyerahan diri di dalam masalah aqidah dan juga masalah ibadah dan juga di dalam masalah akhlak, penyerahan diri di dalam masalah aqidah maka kita harus mengesakan -mentauhidkan Allāh ﷻ , di dalam masalah Ibadah maka seseorang tunduk kepada syari’at Allāh ﷻ tidak beribadah kecuali dengan syariat Allāh ﷻ.
Demikian pula dalam akhlak Allāh ﷻ kita menyerahkan diri kepada Allāh ﷻ menundukan akhlak kita kepada Allāh ﷻ sehingga menjadi akhlak yang mulia diridhai Allāh ﷻ, kalau kita mengamalkan itu semuanya inilah muslim yang hakiki, muslim yang sebenarnya, muslim yang memiliki keutamaan yang besar, benar² dia mewujudkan makna Islām itu sendiri.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]