Ayat yang selanjutnya yaitu firman Allah
وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ ٣
Dan Robbmu maka hendaklah engkau agungkan dia.
Takdirnya asam fakabbir rabbak, tapi didahulukan menunjukkan tentang ihtimam (penguatan), mengakhirkan sesuatu yang haknya adalah ditakdimkan atau sebaliknya mentakdimkan sesuatu yang haknya adalah ditakhirkan, ini berarti ada perhatian yang besar karena asalnya maf’ul bih di belakang. Kenapa di sini maf’ul bihnya di depankan menunjukkan tentang penguatan
وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ
Hendaklah engkau mengagungkan Rabbmu
Apa makna وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ, kabbir artinya adzdzhim, maksudnya adalah hendaknya engkau agungkan dia dengan Tauhid. Pengagungan artinya adalah penghormatan, pemuliaan. Bagaimana cara kita mengagungkan Allah, cara mengagungkan Allah adalah dengan mentauhidkan Allah di dalam ibadah, mengesakan Allah di dalam ibadah adalah bagian dari pengagunan.
Sebaliknya orang yang menyekutukan Allah, dia adalah orang yang menghinakan Allah merendahkan Allah dengan serendah-rendahnya. Orang yang mentauhidkan Allah hakikatnya adalah orang yang mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya dan sebaliknya orang yang menyekutukan Allah dengan yang lain pada hakekatnya dia telah menghinakan Allah dan merendahkan Allah dengan serendah-rendahnya.
Kenapa bisa demikian karena orang yang bertauhid dia mengesakan Allah di dalam ibadah, sesuatu yang memang khusus bagi Allah dia khususkan bagi Allah, itu namanya penghormatan, itu namanya pengagungan. Sesuatu yang khusus bagi Allah kita berikan kepada Allah dan tidak kita berikan kepada yang lain ini adalah hakikat Ta’zhim ini adalah pengangguran yang sebenarnya.
Tapi kalau sesuatu yang khusus tadi kemudian kita bagi-bagi dengan yang lain, diberikan kepada yang lain yang dia tidak berhak sebenarnya tapi kita bagi-bagikan kepada yang lain maka ini penghinaan terhadap Dzat yang seharusnya dia saja yang dikhususkan. Ibadah, ini adalah hak khusus bagi Allah ﷻ, hanya Allah saja yang berhak kareana Dia lah yang mencipta memberikan rezeki dan mengatur alam semesta dan seterusnya. Sehingga memang dia saja yang berhak, tidak ada selain Allah yang boleh dan berhak untuk disembah dan di ibadahi.
Kalau ada makhluk dengan beraninya dia menyerahkan ibadah tadi kepada selain Allah padahal Allah saja yang berhak artinya ini adalah penghinaan perendahan kepada Allah ﷻ, Allah tidak ridho yang demikian, tidak ridho ada orang yang menyerahkan kekhususan Allah tadi kepada selainnya, meskipun itu kepada manusia yang paling dekat dengan Allah, meskipun itu kepada malaikat yang paling dekat dengan Allah, karena ini khusus bagi Allah. Diserahkan kepada yang lain, penghinaan bagi Allah, Allah mengatakan
……وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦ
[Az Zumar:67]
Mereka tidak memuliakan Allah dengan sebenar-benarnya.
Berarti
وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ
Dan Robbmu hendaklah engkau agungkan, agungkan dengan Tauhid, makanya syekh mengatakan bahwa kita mentauhidkan Allah itu adalah pengagungan kepada Allah, sebaliknya orang yang menyekutukan Allah berarti dalam hatinya ta’dzhimnya kepada Allah ini sangat kurang, bahkan bisa sama sekali tidak ada pengagungan terhadap Allah, sehingga dengan mudah dia berdoa kepada selain Allah, dengan mudah dia istighosah kepada selain Allah.
Oleh karena itu jadi dalam kalimat adzan di dalam takbir Allahu Akbar Allahu Akbar, diantara makna takbir adalah dakwah untuk bertauhid karena Tauhid ini adalah perkara yang paling besar yang dengannya Allah diagungkan sehingga seharusnya orang yang memahami makna dan mengulang-ulang kalimat Allahu Akbar,dan setiap orang yang banyak membaca Allahu Akbar Allahu Akbar, kalau dia memahami maknanya harusnya dia adalah orang yang muwahhid, orang yang mengesakan Allah di dalam ibadah dan ini adalah bentuk takbirri, pengagungan dia terhadap Allah.
وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ ٣
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ ٤
dan pakaianmu maka hendaklah engkau bersihkan dia.
Apa yang dimaksud dengan pakaian di sini, maksudnya adalah hendaklah engkau bersihkan amalanmu dari kesyirikan. Yang dimaksud dengan ثِيَابَ pakaian disini adalah amalan, amal yang kita lakukan diibaratkan dengan pakaian yang kita pakai, perhiasan yang kita pakai.
Maka bersihkan pakaianmu, yaitu amalanmu dari kesyirikan, jangan dikotori amalan tersebut dengan kesyirikan, yaitu jangan dikotori ibadah kalian dengan kesyirikan. Jadikan dia bersih, karena dalam Al-Quran, Ketahuilah bagi Allah ibadah yang bersih, agama yang bersih, Khalis artinya adalah bersih, Nadzif, orang yang ikhlas adalah orang yang bersih ibadahnya dari riya’ dari sum’ah, gak ada keinginan selain Allah, bersih adalah orang yang ikhlas, dienul khalis adalah agama yang bersih, bersih dari kesyirikan.
Kalau memang di situ ada kotoran, Thohhir (bersihkan) karena mereka ketika beramal orang-orang musyrikin masih campur, masih campur dengan kesyirikan-kesyirikan. Maka Allah ﷻ memerintahkan Nabi-Nya untuk membersihkan amalannya dari kesyirikan. Berarti ayat yang pertama, kedua, ketiga dan keempat berturut-turut di situ dakwah kepada Tauhid, membersihkan ibadah dari kesyirikan dan seterusnya.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Ushul Ats Tsalatsah]