Beliau mengatakan :
Penjelasan ucapan Syeikh Muhammad At Tamiimi rahimahullaah:
ودليل الأنبياء قوله تعالى: وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ [المائدة/116]
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
“Dan ketika Allāh berkata kepada Isa Ibnu Maryam, dan ini juga terjadi di padang Masyhar Allāh akan bertanya kepada Malaikat, hamba² Allāh yang shaleh yang diagungkan yang disembah oleh sebagian manusia & Allāh akan bertanya kepada Nabi Isa alaihi salam yang disembah yang diagungkan oleh sebagian makhluk : “
Wahai Isa Ibn Maryam
Penjelasan ucapan Syeikh Muhammad At Tamiimi rahimahullaah:
أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ [المائدة/116]
” apakah engkau dahulu ketika di dunia berkata kepada mereka manusia
اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ
Wahai manusia jadikanlah aku & juga ibu ku sebagai Tuhan sesembahan selain Allāh ”
Apakah engkau dahulu ketika didunia pernah pernah mengajak mereka, mendorong mereka memerintahkan mereka untuk menjadikan kamu sebagai seorang Tuhan & juga menjadikan ibumu sebagai seorang Tuhan ?
Pertanyaan ini kelak akan ditanyakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla kepada Nabi Isa alaihi salam, apa jawaban beliau…
قَالَ سُبْحَانَكَ
” Maha Suci Engkau ya Allāh ”
sebagaimana para Malaikat tadi ketika ditanya mereka juga mengatakan ” سُبْحَانَكَ ”
Kemudian beliau mengatakan :
مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ
” Tidak pantas bagiku / tidak boleh bagiku untuk mengatakan sesuatu yang aku tidak berhak untuk mengatakannya”
Aku adalah seorang hamba, seorang manusia seorang makhluk, tidak pantas bagiku untuk mengatakan kepada manusia, wahai manusia jadikanlah aku sebagai Tuhan. Artinya pada hari itu Nabi Isa alaihi salam berlepas diri dari apa-apa yang dilakukan oleh orang-orang yang menyembah beliau didunia, dan ini menunjukkan kepada kita bahwasanya ada diantara manusia yang mereka menyembah para Nabi, disini diantaranya Nabi Isa alaihi salam & ini juga diperangi Rasulullãh ﷺ, beliau memerangi orang yang menyembah atau mengaku menyembah nabi Isa alaihi salam, meskipun yang disembah adalah seorang nabi sekalipun, seorang yang paling sholeh sekalipun, tapi karena dia menyembah kepada selain Allāh & ini adalah bentuk kesyirikan maka diperangi Rasulullãh ﷺ.
Beliau tidak mengatakan apabila menyembah seorang Nabi maka tidak masalah, akan tetapi beliau ﷺ tetap memerangi mereka, meskipun mereka menyembah para Nabi & tidak membedakan antara orang yang menyembah berhala, yang menyembah Matahari maupun menyembah para Nabi.
Kemudian beliau mengatakan
Penjelasan ucapan Syeikh Muhammad At Tamiimi rahimahullaah:
ودليل الصالحين
Dan dalil bahwasanya disana ada orang yang menyembah orang-orang yang shaleh
قوله تعالى: قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِهِ فَلَا يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلَا تَحْوِيلًا (56) أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا (57)
[الإسراء/56، 57]
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
“Katakanlah Wahai Muhammad, berdoa lah kalian kepada orang-orang yang kalian sangka sebagai Tuhan selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla,
فَلَا يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلَا تَحْوِيلًا
“niscaya mereka tidak mampu untuk menghilangkan kesusahan dari kalian & tidak bisa memindahkan kesusahan tersebut kepada yang Lain ”
Ini Adalah ancaman kepada mereka, silahkan mereka berdoa kepada orang-orang yang kalian sangka itu adalah Tuhan² selain Allāh niscaya mereka tidak akan memiliki, tidak akan mampu untuk menghilangkan kesusahan dari kalian,
Jika Allāh Subhānahu wa Ta’āla menghendaki kesusahan bagi kalian maka tidak ada yang bisa menghilangkan kesusahan tersebut kecuali Dia, sekalipun segala sesuatu yang disembah selain Allāh menginginkannya tapi kalau Allāh ingin menghilangkan kesusahan tersebut niscaya akan terjadi.
Kemudian Allāh mengatakan :
أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ
“mereka (orang-orang yang mereka berdoa kepadanya/ maksudnya adalah orang-orang shaleh yang mereka beribadah kepada orang-orang shalih tersebut ) ternyata mereka juga mencari wasilah kepada Allāh ”
Yang dimaksud wasilah didalam ayat ini adalah AlQurbah.
Kita melihat buku-buku atau kamus² bahasa arab & kita mencari makna Al-wasilah kita akan mendapatkan bahwa maknanya adalah Al-Qurbah.
Allāh mengabarkan didalam ayat ini bahwasanya orang-orang shaleh tersebut yang di agung-agungkan & di sembah oleh orang-orang musyrikin ternyata mereka
يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ
“merekapun sendiri berusaha untuk mencari wasilah kepada Allāh”
Mereka sendiri ingin mencari kedekatan kepada Allāh
أَيُّهُمْ أَقْرَبُ
Siapa diantara mereka yang akan lebih dekat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Orang-orang yang menyembah mereka menyangka apabila menyembah orang-orang shalih tersebut maka orang-orang shalih tersebut maka orang-orang shalih tersebut akan mendekatkan diri mereka kepada Allāh.
Padahal Di sini Allāh menyebutkan mereka sendiri (orang-orang shalih) sebenarnya juga mencari kedekatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Siapa diantara mereka yang lebih dekat kepada Allāh
وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ
“Dan mereka mengharap rahmat dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla & takut dari azab Allāh Subhānahu wa Ta’āla ”
Mereka sendiri juga keadaannya demikian, dalam keadaan mengharap kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Mengatakan :
إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
” Dan sesungguhnya adzab Rabb mu adalah sesuatu yang harus diwaspadai ”
Ayat ini juga menunjukkan bahwasanya ada yg diantara orang-orang musyrikin yang mereka mengagung-agungkan orang-orang yang shaleh. Padahal orang-orang shalih tersebut berlomba untuk mendekatkan dirinya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla mereka juga takut kepada adzab Allāh & mereka juga mengharap rahmat dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Qawa’idul Arba’]