Allah Ta’ala di dalam Al Qur’an mengabarkan bahwa diantara sifat orang-orang Yahudi, mereka dahulu menolong dan mencintai orang-orang kafir, yaitu orang-orang musyrikin yang menyembah berhala. Padahal orang-orang Yahudi adalah ahlul kitab yang menisbahkan diri mereka kepada wahyu.
Allah berfirman,
(تَرَىٰ كَثِیرࣰا مِّنۡهُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ۚ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَهُمۡ أَنفُسُهُمۡ أَن سَخِطَ ٱللَّهُ عَلَیۡهِمۡ وَفِی ٱلۡعَذَابِ هُمۡ خَـٰلِدُونَ)
[Surat Al-Ma’idah 80]
“Kamu akan melihat sebagian besar mereka (orang-orang Yahudi) mencintai dan menolong orang-orang kafir (orang-orang musyrikin). Sungguh jelek perbuatan tangan mereka. Allah marah kepada mereka. Dan di dalam neraka, mereka akan kekal.”
Kemudian Allah mengatakan,
(وَلَوۡ كَانُوا۟ یُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلنَّبِیِّ وَمَاۤ أُنزِلَ إِلَیۡهِ مَا ٱتَّخَذُوهُمۡ أَوۡلِیَاۤءَ وَلَـٰكِنَّ كَثِیرࣰا مِّنۡهُمۡ فَـٰسِقُونَ)
[Surat Al-Ma’idah 81]
“Seandainya mereka benar-benar beriman kepada Allah, Nabi, dan apa yang diturunkan kepada Nabi berupa wahyu, tentunya mereka tidak akan menjadikan orang-orang kafir tersebut sebagai penolong. Tetapi banyak diantara mereka yang fasik.”
Mencintai dan menolong orang-orang kafir ternyata juga termasuk sifat orang-orang munafik.
Allah berfirman,
(بَشِّرِ ٱلۡمُنَـٰفِقِینَ بِأَنَّ لَهُمۡ عَذَابًا أَلِیمًا)
[Surat An-Nisa’ 138]
“Kabarkanlah (berikan kabar gembira) kepada orang-orang munafik, bahwa mereka mendapatkan adzab yang pedih.”
Kemudian Allah berfirman,
(ٱلَّذِینَ یَتَّخِذُونَ ٱلۡكَـٰفِرِینَ أَوۡلِیَاۤءَ مِن دُونِ ٱلۡمُؤۡمِنِینَۚ أَیَبۡتَغُونَ عِندَهُمُ ٱلۡعِزَّةَ فَإِنَّ ٱلۡعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِیعࣰا)
[Surat An-Nisa’ 139]
“Mereka adalah orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai penolong, bukan orang-orang yang beriman. Apakah mereka mencari kemuliaan di sisi orang-orang kafir tersebut? Padahal kemuliaan semuanya hanyalah milik Allah.”
Seorang muslim loyalnya hanyalah kepada Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman.
Allah berfirman,
(إِنَّمَا وَلِیُّكُمُ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱلَّذِینَ یُقِیمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَیُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَهُم رَاكِعُونَ )
[Surat Al-Ma’idah 55]
“Sesungguhnya wali kalian (penolong kalian) adalah Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman yang mereka mendirikan sholat, membayar zakat, dan mereka dalam keadaan rukuk.”
Dan Allah berfirman,
(وَمَن یَتَوَلَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ فَإِنَّ حِزۡبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلۡغَـٰلِبُونَ)
[Surat Al-Ma’idah 56]
“Dan barangsiapa yang loyal kepada Allah, dan Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, maka sesungguhnya golongan Allah, merekalah orang-orang yang menang.”
Dalil bahwasanya menolong kaum musyrikin di dalam memerangi kaum muslimin dengan maksud ingin menampakkan agama orang-orang musyrikin, ini adalah termasuk kekufuran, adalah firman Allah dalam surat Al Maidah 51,
وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِين
“Barangsiapa diantara kalian yang menjadikan mereka sebagai penolong, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.”
Firman Allah, فَإِنَّهُ مِنْهُمْ, maka dia adalah termasuk mereka, yaitu termasuk orang-orang kafir.
Ibnu ‘Athiyah menjelaskan di dalam tafsirnya, bahwa orang yang loyal dengan keyakinan dan agamanya maka dia termasuk mereka di dalam kekufuran dan sama-sama berhak mendapatkan bencana dan kekal di neraka.
Adapun orang-orang yang loyal dengan perbuatannya, yaitu menolong mereka dan semisalnya tanpa keyakinan dan kerusakan iman, maka dia termasuk mereka dalam hal ikut mendapatkan celaan dan kebencian yang menimpa mereka. [Al Muharrar Al Wajiz jilid 2 halaman 204].
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Nawaqidul Islam]