Halaqah 11: Penjelasan Pembatal Keislaman Ke Tiga Bagian 1

Berkata Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah,
الثَّالِثُ: مَنْ لَمْ يُكَفِّرْ المُشْرِكِينَ أَوْ شَكَّ فِي كُفْرِهِمْ، أَوْ صَحَّحَ مَذْهَبَهُم،ْ كَفَرَ إِجْمَاعًا.
Yang ke tiga ,
“Barangsiapa yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrikin atau dia ragu tentang kekufuran mereka atau membenarkan madzhab mereka, maka dia telah kafir dengan ijma’ para ulama.”
Seorang muslim percaya pada Allah dan Rasul-Nya, membenarkan kabar yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, sehingga dia dinamakan sebagai seorang mukmin (orang yang beriman).
Tidak boleh ada satupun kabar yang datang dari Allah dan Rasul-Nya didustakan oleh seorang muslim. Barangsiapa yang mendustakan apa yang datang dari Allah dan juga Rasul-Nya berupa kabar dan juga berita, maka dia telah keluar dari agama Islam.
Dan diantara kabar yang datang dari Allah dan juga Rasul-Nya adalah kekafiran orang-orang yang kafir. Di dalam Al Qur’an Allah mengkafirkan orang-orang musyrikin, ahlul kitab baik Yahudi maupun Nasrani, dan orang-orang munafikin. Kewajiban kita adalah meyakini kekafiran mereka. Allah berfirman,
(إِنَّ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِینَ فِی نَارِ جَهَنَّمَ خَـٰلِدِینَ فِیهَاۤۚ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمۡ شَرُّ ٱلۡبَرِیَّةِ)
[Surat Al-Bayyinah 6]
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari kalangan ahlul kitab dan orang-orang musyrikin, mereka di dalam neraka Jahannam, kekal di dalamnya. Dan mereka adalah makhluk yang paling buruk.”
Allah mengatakan di sini,
إِنَّ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَـٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِینَ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari kalangan ahlul kitab”, maksudnya adalah dari orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Mereka dinamakan ahlul kitab karena mereka mengaku beriman dengan kitab yang Allah turunkan. Orang Yahudi mengaku beriman dengan Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa dan orang Nasrani mengaku beriman dengan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘alaihissalam.
Dan mereka dinamakan kafir oleh Allah, diantaranya karena mereka tidak beriman dengan Muhammad Rasulullah setelah mendengar diutusnya Beliau untuk seluruh manusia.
Ketika Allah mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir, maka tidak boleh seorang muslim mengatakan bahwa ahlul kitab sama dengan kaum muslimin.
Allah juga mengabarkan di dalam ayat ini tentang kekafiran orang-orang musyrikin, orang-orang yang menyekutukan Allah dengan yang lain. Menyembah kepada Allah dan juga menyembah kepada selain Allah.
Seorang muslim harus meyakini kekafiran mereka.
Di dalam ayat yang lain Allah mengabarkan tentang salah satu bentuk kekafiran orang-orang Nasrani di dalam firman-Nya,
لَّقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِینَ قَالُوۤا۟ إِنَّ ٱللَّهَ ثَالِثُ ثَلَـٰثَةࣲۘ
[Surat Al-Ma’idah 73]
“Dan sungguh telah kafir orang yang mengatakan bahwasanya Allah adalah yang ke tiga diantara tiga tuhan.”
Diantara bentuk kekufuran mereka, meyakini bahwa di sana ada tuhan bapak, tuhan anak, dan tuhan ibu. Maha Suci Allah dari apa yang mereka katakan.
Diantara bentuk kekufuran sebagian orang-orang Nasrani adalah meyakini bahwa Allah adalah Al Masih bin Maryam.
Allah mengatakan,
لَّقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِینَ قَالُوۤا۟ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡمَسِیحُ ٱبۡنُ مَرۡیَمَۚ
[Surat Al-Ma’idah 17]
“Dan sungguh telah kafir orang yang mengatakan bahwasanya Allah adalah Al Masih, Isa Ibnu Maryam.”
Diantara bentuk kekafiran ahlul kitab adalah membeda-bedakan diantara para Rasul Allah. Beriman kepada sebagian Rasul dan mendustakan Rasul yang lain.
Orang-orang Yahudi mengaku beriman dengan Nabi Musa tetapi mereka kufur dengan Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alaihi wa sallam.
Orang-orang Nasrani mengaku beriman kepada Nabi Isa tapi mereka kufur dengan Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.
Allah berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا
أُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡكَـٰفِرُونَ حَقࣰّاۚ وَأَعۡتَدۡنَا لِلۡكَـٰفِرِینَ عَذَابࣰا مُّهِینࣰا
[Surat An-Nisa’ 150 – 151]
“Sesungguhnya orang-orang yang kufur kepada Allah dan para Rasul-Nya dan mereka ingin membedakan antara Allah dan para Rasul-Nya, kemudian mereka mengatakan, ‘Kami beriman kepada sebagian mereka (sebagian para Rasul) dan kami kufur dengan Rasul yang lain’ dan mereka menginginkan jalan tengah. Mereka adalah orang-orang yang benar-benar kafir dan kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu, siksaan yang menghinakan.”
Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam juga mengabarkan bahwa kekafiran mereka terhadap Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam menyebabkan mereka masuk neraka.
Beliau shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
“Tidaklah mendengar tentang kedatanganku salah seorang diantara umat ini, baik seorang Yahudi maupun Nasrani kemudian dia meninggal dunia dan tidak beriman dengan apa yang aku bawa, kecuali dia adalah termasuk penduduk neraka.” [HR Muslim]
Allah juga mengabarkan tentang kekafiran orang-orang munafik, di dalam firman-Nya,
وَلَقَدۡ قَالُوا۟ كَلِمَةَ ٱلۡكُفۡرِ وَكَفَرُوا۟ بَعۡدَ إِسۡلَـٰمِهِمۡ
[Surat At-Tawbah 74]
“Dan sungguh mereka (orang-orang munafik) telah mengucapkan ucapan yang kufur, dan mereka kafir setelah keislaman mereka.”
Ini menunjukkan tentang kekufuran orang-orang munafik, meskipun mereka dengan lisan dan dhohir mereka menampakkan seakan-akan mereka adalah orang-orang yang beriman.
Mengucapkan لا إله إلا الله dengan lisannya, bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah dengan lisannya, hidup bersama kaum muslimin, melakukan sholat bersama kaum muslimin, akan tetapi hati mereka kufur terhadap itu semua. Maka Allah memasukkan mereka diantara golongan orang-orang yang kafir.
Allah Subhānahu wa Ta’āla telah mengabarkan bahwasanya orang-orang munafik berada di tingkat yang paling bawah di dalam neraka.
Allah mengatakan,
(إِنَّ ٱلۡمُنَـٰفِقِینَ فِی ٱلدَّرۡكِ ٱلۡأَسۡفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ)
[Surat An-Nisa’ 145]
“Sesungguhnya orang-orang munafik, mereka berada di dalam neraka di tingkat yang paling bawah.”
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Nawaqidul Islam]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top