Beliau mengatakan,
اعْلَمْ أَنَّ مِنْ أَعْظَمِ نَوَاقِضِ الإِسْلَامِ عَشَرَة:ً
الأَوَّلُ: الشِّرْكُ فِي عِبَادَةِ اللهِ تعالى، قَالَ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿إِنَّ اللَّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء﴾ وَمِنْهُ الذَّبْحُ لِغَيْرِ اللهِ، كَمَنْ يَذْبَحُ لِلْجِنِّ أَوْ لِلْقَبْرِ.
Beliau mengatakan,
“Ketahuilah, sesungguhnya termasuk Nawaqidul Islam atau pembatal-pembatal keislaman yang paling besar adalah 10 perkara.
1. Menyekutukan di dalam beribadah kepada Allah.
Allah berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain, yang di bawahnya, bagi siapa yang dikehendaki.” Dan diantaranya adalah menyembelih untuk selain Allah, seperti orang yang menyembelih untuk jin atau untuk kuburan.
Ucapan beliau اعْلَمْ yang artinya adalah ‘pelajarilah’, kalimat ini digunakan oleh orang Arab untuk memberitahu sesuatu yang penting.
Beliau mengatakan,
أَنَّ مِنْ أَعْظَمِ نَوَاقِضِ الإِسْلَامِ عَشَرَة
“Sesungguhnya diantara pembatal-pembatal keislaman yang paling besar adalah 10 perkara.”
Ucapan beliau مِنْ أَعْظَمِ atau diantara yang paling besar, menunjukkan bahwa di sana sebenarnya banyak pembatal-pembatal keislaman, akan tetapi yang paling besar dan yang sering terjadi adalah 10 pembatal keislaman yang akan beliau sebutkan.
1. Syirik di dalam beribadah kepada Allah
Beliau menjadikan syirik sebagai pembatal keislaman yang pertama karena syirik adalah dosa yang paling besar. Tidak ada dosa yang lebih besar daripada syirik kepada Allah.
Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟
“Maukah aku kabarkan kepada kalian dengan dosa-dosa besar yang paling besar?”
Mereka berkata, Iya wahai Rasulullah.
Maka Beliau menyebutkan yang pertama adalah الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ (menyekutukan Allah). [HR. Bukhari dan Muslim]
Di dalam hadits yang lain, beliau ditanya oleh sebagian sahabat,
أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ؟
“Wahai Rasulullah, dosa apa yang paling besar di sisi Allah?”
Beliau mengatakan,
أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ
“Engkau menjadikan sekutu bagi Allah, padahal Dia-lah yang telah menciptakan dirimu.” [Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim].
Orang yang beriman dengan Rububiyyah Allah, beriman bahwasanya Allah yang telah menciptakan dia dan orang-orang sebelumnya, menciptakan langit dan bumi, menciptakan seluruh alam semesta, seharusnya hanya menyerahkan ibadahnya kepada Allah Azza wa Jalla.
Allah berfirman,
(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِی خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ)
[Surat Al-Baqarah 21]
“Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan menciptakan orang-orang sebelum kalian supaya kalian bertakwa.”
Dan Allah berfirman,
ذلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡۖ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَۖ خَـٰلِقُ كُلِّ شَیۡءࣲ فَٱعۡبُدُوهُۚ
[Surat Al-An’am 102]
“Itulah Rabb kalian, yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia. Dia-lah yang menciptakan segala sesuatu, maka hendaklah kalian hanya menyembah-Nya.”
Di dalam Al-Qur’an, ketika Allah menyebutkan perkara-perkara yang diharamkan, yang pertama kali Allah sebutkan ada syirik. Allah berfirman,
قُلۡ تَعَالَوۡا۟ أَتۡلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمۡ عَلَیۡكُمۡۖ أَلَّا تُشۡرِكُوا۟ بِهِۦ شَیۡـࣰٔاۖ
[Surat Al-An’am 151]
“Katakanlah (Wahai Muhammad), kemarilah kalian, aku bacakan kepada kalian perkara-perkara yang diharamkan oleh Rabb kalian, yaitu supaya kalian tidak menyekutukan Allah sedikit pun.”
Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla ketika menyebutkan tentang 10 hak di dalam surat An Nisa, hak yang pertama yang disebutkan adalah hak Allah sebelum hak yang lain. Allah berfirman,
وَٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُوا۟ بِهِۦ شَیۡـࣰٔاۖ وَبِٱلۡوالِدَیۡنِ إِحۡسَـٰنࣰا وَبِذِی ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡیَتَـٰمَىٰ وَٱلۡمَسَـٰكِینِ وَٱلۡجَارِ ذِی ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلۡجَنۢبِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِیلِ وَمَا مَلَكَتۡ أَیۡمَـٰنُكُمۡۗ
[Surat An-Nisa’ 36]
“Dan sembahlah Allah, dan janganlah kalian menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat, tetangga yang jauh, teman, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kalian miliki.”
Oleh karena itu, Syeikh menjadikan pembatal keislaman yang pertama adalah syirik di dalam beribadah kepada Allah.
Syirik membatalkan keislaman karena syirik bertentangan dengan persaksian seorang muslim bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah.
Persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah konsekuensinya tidak boleh dia serahkan ibadah sekecil apapun kepada selain Allah, baik jin, pohon, batu, Nabi, malaikat, dll.
Kalau seseorang menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah, berarti dia telah membatalkan keislamannya.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Nawaqidul Islam]