Ternyata sampai hari ini pembahasan tentang berapa jumlah rakaat shalat Tarawih masih menjadi bahan diskusi hangat. Ada pihak yang mengatakan shalat Tarawih itu 11 rakaat dan ada pula yang berpendapat shalat Tarawih itu 23 rakaat bahkan tidak sedikit yang berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat Tarawih itu 13 rakaat dan masih banyak pendapat lainnya.
Pada pembahasan kali ini saya akan mengambil pendapat yang paling kuat dan paling banyak dipraktekkan terutama di Indonesia yaitu pendapat shalat Tarawih 11 rakaat dan 23 rakaat.
1. Shalat Tarawih 11 Rakaat
Pendapat ini mengatakan bahwa shalat Tarawih itu 11 rakaat dengan perincian 8 rakaat shalat Tarawih dan 3 Rakaat shalat Witir. Hal ini didasarkan pada banyak hadis shahih, salah satu hadis dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha ketika ditanya tentang shalat malamnya (Tarawih) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di bulan Ramadan, Beliau (Aisyah Radhiyallahu ‘anha) menjawab:
مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ فِى غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah jumlah raka’at dalam shalat malam di bulan Ramadhan dan tidak pula dalam shalat lainnya lebih dari 11 raka’at.” (HR. Bukhari no. 1147 dan Muslim no. 738)
Adapun pelaksanaannya bisa dengan tiap 2 rakaat salam (2, 2, 2 dan 2) ditambah 3 rakaat witir sebagaimana dijelaskan dalam hadis:
صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى فَإِذَا خِفْتَ الصُّبْحَ فَأَوْتِرْ بِوَاحِدَةٍ
“Shalat malam adalah dua raka’at dua raka’at. Jika engkau khawatir masuk waktu shubuh, lakukanlah shalat witir satu raka’at.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Atau bisa dengan tiap 4 rakaat salam (4 dan 4) ditambah 3 rakaat witir sebagaimana dijelaskan pula dalam hadis yang lain:
عَنْ عَائِشَةَ حِيْنَ سُئِلَتْ عَنْ صَلاَةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ قَالَتْ مَا كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلاَثاً [رواه البخاري ومسلم].
Artinya: “Diriwayatkan dari ‘Aisyah, ketika ia ditanya mengenai shalat Rasulullah saw di bulan Ramadhan. Aisyah menjawab: Nabi saw tidak pernah melakukan shalat sunnat di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana bagus dan indahnya. Kemudian beliau shalat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau shalat tiga rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kedua cara di atas banyak digunakan oleh kaum muslimin karena memiliki dalil yang sama-sama kuat.
2. Shalat Tarawih 23 rakaat
Pendapat ini mengatakan bahwa shalat tarawih itu 23 rakaat dengan perincian 20 rakaat shalat tarawih dan 3 rakaat shalat witir. Hal ini berdasarkan praktek para sahabat di zaman khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu sebagaimana hadis:
حدثنا علي أنا بن أبي ذئب عن يزيد بن خصيفة عن السائب بن يزيد قال : كانوا يقومون على عهد عمر في شهر رمضان بعشرين ركعة وإن كانوا ليقرءون بالمئين من القرآن
Telah menceritakan kepada kami ‘Ali, bahwa Ibnu Abi Dzi’b dari Yazid bin Khoshifah dari As Saib bin Yazid, ia berkata, “Mereka melaksanakan qiyam lail di masa ‘Umar di bulan Ramadhan sebanyak 20 raka’at. Ketika itu mereka membaca 200 ayat Al Qur’an.” (HR. ‘Ali bin Al Ja’d dalam musnadnya, 1/413)
Tatacara pelaksanaannya sama dengan shalat tarawih 11 rakaat bisa dengan tiap 2 rakaat salam atau tiap 4 rakaat salam sebagaimana telah dijelaskan oleh hadis yang telah disebutkan pada poin sebelumnya.
Kesimpulan
Berapapun jumlah rakaat shalat tarawih selama memiliki dalil yang kuat maka boleh saja walaupun kami lebih memilih pendapat shalat tarawih 11 rakaat. Kaum muslimin yang melaksanakan shalat Tarawih 11 rakaat bagus karena mencontoh jumlah rakaat yang Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam kerjakan namun Sebagian kaum muslimin melaksanakan shalat Tarawih 23 rakaat adalah dengan maksud mengikuti para sahabat dan mengejar kualitas shalat Tarawih sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam lakukan dalam hal durasinya, karena walaupun Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan shalat Tarawih 11 rakaat namun durasi shalatnya lama.
Sehingga baik yang 11 rakaat maupun 23 rakaat tidak boleh saling menyalahkan ataupun merasa paling benar yang terpenting adalah dalam pelaksanaannya yaitu tidak meninggalkan keikhlasan niat dalam ibadah dan tuma’ninah dalam shalat. Karena terjadi di beberapa tempat shalat Tarawih 23 rakaat namun selesai lebih cepat dari yang 11 rakaat padahal tanpa adanya kultum atau pengumuman yang terkadang disampaikan ba’da Isya.
Barokallahu fiik