Sebagian ulama mengatakan bahwa Islam-nya beliau terjadi pada tahun 6 kenabian.
Dahulu Umar adalah laki-laki yang ditakuti diantara orang-orang Quraisy.
Beliau bersikap keras kepada orang-orang Islam.
Berkata Said bin Zaid (suami dari saudari Umar, Fatimah bintu Khatthab),
“Demi Allah, sungguh aku melihat diriku dan Umar mengikatku karena ke-Islamanku sebelum dia masuk Islam.”
[Atsar ini diriwayatkan oleh Al Bukhari]
Rasulullah ﷺ pernah berdoa,
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ بِأَحَبِّ هَذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ بِأَبِي جَهْلٍ أَوْ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ
“Ya Allah kuatkanlah Islam dengan orang yang paling Engkau cintai dari dua laki-laki ini, Abu Jahl atau Umar Ibnu Khatthab.”
[Hadits shahih diriwayatkan oleh At Tirmidzi]
Maka Allah mengabulkan doa Beliau dan masuklah Umar ke dalam agama Islam.
Semenjak itulah Islam menjadi lebih kuat dan kaum muslimin berani melakukan shalat di depan Ka’bah tanpa rasa takut dari gangguan orang-orang musyrikin.
Berkata Abdullah Ibnu Mas’ud,
مَازِلْنَا أَعِزَّةً مُنْذُ أَسْلَمَ عُمَرُ
“Kami senantiasa kuat semenjak Umar masuk Islam.”
[Diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari]
Abdullah Ibnu Umar bercerita bahwa ketika Umar masuk Islam, Umar berkata, “Siapa orang Quraisy yang paling cepat menukil berita?”
Ada yang berkata,
“Jamiil bin Makmar Al Jumahi.”
Maka Umar pun mendatanginya dan berkata,
“Wahai Jamiil, sesungguhnya aku telah masuk Islam dan masuk dalam agama Muhammad.”
Berkata Abdullah Ibnu Umar, “Demi Allah setelah itu Jamiil langsung berdiri menyeret selendangnya diikuti Umar, dan aku pun mengikutinya, sehingga sampailah Jamiil di pintu Masjidil Haram kemudian dia berteriak dengan suara yang sangat keras dan saat itu orang-orang Quraisy berkumpul di tempat-tempat perkumpulan mereka di sekitar Ka’bah,
“Wahai orang-orang Quraisy, ketahuilah bahwa Umar telah keluar.”
Berkata Umar dari belakang Jamiil, “Dia telah berdusta, akan tetapi aku telah masuk Islam dan aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.”
Maka orang-orang Quraisy pun mengeroyoknya. Beliau memerangi mereka dan mereka pun memerangi Umar sehingga matahari berada di atas kepala mereka (yaitu sampai waktu siang).
Kemudian Umar lelah dan terduduk dan berkata, “Lakukanlah apa yang kalian inginkan.”
Dalam keadaan demikian datanglah Al Ash bin Wail As Sahmi dari kabilah Quraisy dan berkata, “Ada apa kalian?”
Mereka mengatakan, “Umar telah keluar.”
Dia berkata, “Lalu kenapa? Seseorang telah memilih untuk dirinya sebuah perkara, kemudian apa yang kalian inginkan? Apakah kalian memandang bahwa Bani ‘Adi bin Ka’ab membiarkan apa yang kalian lakukan terhadapnya?”
Maka mereka pun membiarkan Umar.
Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam di dalam sirahnya dengan sanad yang hasan.
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Sirah Nabawiyah]