Halaqah 02: Perbedaan Antara Nabi dan Rasul

Halaqah 02: Perbedaan Antara Nabi dan Rasul

Dalil-dalil menunjukkan adanya perbedaan antara Nabi dan Rasul.

Allah berfirman,

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ إِلَّا إِذَا تَمَنَّىٰ أَلْقَى الشَّيْطَانُ فِي أُمْنِيَّتِهِ

[Surat Al-Hajj 52]

“Dan tidaklah kami mengutus seorang Rasul dan tidak pula seorang nabi sebelum engkau (wahai Muhammad) melainkan apabila dia mempunyai suatu keinginan syaitan pun memasukkan godaan-godaan ke dalam keinginannya tersebut.”

Ayat di atas menunjukkan bahwa Rasul berbeda dengan Nabi.

Ada ulama yang mengatakan bahwa Rasul diberi wahyu dan diperintahkan untuk menyampaikan, sedangkan Nabi diberi wahyu tetapi tidak diperintahkan untuk menyampaikan, namun ini adalah pendapat yang lemah karena ternyata dalil menunjukkan bahwa Nabi juga diutus dan diperintah menyampaikan wahyu sebagaimana dalam Firman Allah,

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ إِلَّا إِذَا تَمَنَّىٰ أَلْقَى الشَّيْطَانُ فِي أُمْنِيَّتِهِ

[Surat Al-Hajj 52]

“Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang Rasul dan tidak pula seorang Nabi kecuali apabila dia berkeinginan maka syaitan memasukkan godaan-godaannya ke dalam keinginannya tersebut.”

Allah mengatakan,
“Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang Rasul dan tidak pula seorang Nabi”: ini menunjukkan bahwa Nabi Juga diutus berarti dia diperintah untuk menyampaikan.

Demikian pula di dalam hadits Rasulullah ﷺ bersabda,

عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأُمَمُ فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرُّهَيْطُ وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلَانِ وَالنَّبِيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ

“Ditampakkan kepadaku umat-umat, maka aku melihat seorang Nabi bersama beberapa orang dan aku melihat seorang Nabi bersama satu dan dua orang dan seorang Nabi dan tidak seorang pun bersama beliau.” (HR Al Bukhari & Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi juga diperintahkan untuk berdakwah dan menyampaikan risalah.

Dari sekian banyak pendapat tentang perbedaan antara Nabi dan Rasul, pendapat yang lebih dekat Insya Allah adalah pendapat yang mengatakan:

“Bahwa Nabi adalah orang yang Allah berikan wahyu, diperintahkan untuk menyampaikan syariat sebelumnya, dan diutus kepada kaum yang sudah mengetahui syariat tersebut.”

Dan inilah pendapat yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah & Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqithy semoga Allah merahmati keduanya.

Di antara dalilnya adalah firman Allah,

إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ ۚ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا…

[Surat Al-Ma’idah 44]

“Sesungguhnya kami telah menurunkan Taurat, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya yang para Nabi yang menyerahkan diri menghukumi dengan Taurat tersebut bagi orang-orang Yahudi.”

Di dalam ayat ini Nabi-Nabi Bani Israel mereka menyampaikan syariat Nabi Musa yang ada di dalam Taurat.

Adapun pengertian Rasul secara syari’at, mereka adalah orang yang Allah beri Wahyu dan diperintahkan untuk menyampaikan syariat yang baru, dan diutus kepada kaum yang menyelisihi perintah Allah.

***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Beriman Kepada Rasul Allah]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top