Dosa yang dilakukan oleh seorang muslim, apabila Allah Subhānahu wa Ta’āla tidak mengampuninya akan menjadi sebab seseorang terjatuh ke dalam neraka.
▪Dosa Bid’ah
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan. Dan setiap yang diada-adakan adalah bid’ah. Dan setiap bid’ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan di dalam neraka. ” (Hadits Shahih Riwayat Nasa’i)
Bid’ah inilah yang sebenarnya telah memecah-belah umat Islam.
Umat yang dahulunya bersatu, satu di atas Al Quran dan Al Hadits dengan satu pemahaman, yaitu pemahaman para sahabat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam generasi terbaik umat Islam, menjadi berbagai aliran yang banyak.
Golongan yang selamat adalah golongan yang tetap berpegang dengan Islam yang murni yang dipahami oleh para sahabat Radhiyallāhu ‘anhum.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
Ucapan Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam “ummati” yaitu umatku, menunjukkan bahwasanya aliran-aliran tersebut tidaklah kafir dengan bid’ah yang mereka lakukan.
Dan ucapan beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam semuanya masuk neraka, menunjukkan bahwasanya bid’ah yang mereka lakukan adalah dosa besar yang menyebabkan masuk neraka.
Kalau Allah menghendaki, maka Allah mengampuni tanpa diadzab dan kalau Allah menghendaki maka Allah akan mengadzab di neraka sampai waktu yang Allah kehendaki.
Seorang muslim hendaknya menjauhi aliran-aliran sesat tersebut yang di antara ciri-cirinya:
➙Mereka tidak kembali kepada pemahaman para sahabat di dalam memahami Al Quran dan Al Hadits.
➙Tidak memiliki perhatian yang besar terhadap aqidah dan tauhid.
➙Mendahulukan akal di atas dalil.
➙Bersembunyi-sembunyi di dalam beragama.
➙Dan ada di antara mereka yang memiliki bai’at khusus kepada pemimpin aliran,
√ Mencela dan membicarakan kejelekan penguasa.
√ Tidak berhati-hati di dalam berdalil dengan hadits-hadits Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
√ Mencukupkan diri dengan Al Quran tanpa hadits di dalam berdalil.
√ Dan diantara cirinya mereka mudah mengkafirkan orang yang tidak sependapat dengan mereka.
Hendaknya seorang muslim meninggalkan bid’ah meskipun dianggap baik atau hasanah oleh sebagian manusia.
Meninggalkan aliran-aliran sesat tersebut dan jangan tertipu dengan pakaian atau banyaknya jumlah mereka. Karena kebenaran tidak diukur dengan perkara-perkara tersebut, tapi diukur dengan kesesuaiannya dengan Al Quran dan Al Hadits.
Menasehati para pengikut aliran sesuai dengan kemampuan supaya kembali kepada kebenaran dengan cara yang hikmah, merupakan bentuk rasa cinta kita kepada saudara se-Islam dan upaya menyatukan umat di atas kebenaran serta menyelamatkan mereka dari ancaman neraka.
Dan perlu diketahui bahwasanya meninggalkan aliran-aliran tersebut juga bukan berarti seseorang hidup jauh dari agama, menjauhi ilmu dan para ulama kemudian mengikuti syahwat dan hawa nafsunya.
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Beriman Kepada Hari Akhir]