Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya Ash Shirath yaitu jembatan yang dipasang di atas neraka Jahannam untuk lewat orang-orang yang beriman menuju surga.
Mulai dari para Nabi ‘alayhimussalām sampai para pelaku dosa besar.
Mereka semua akan menuju surga dengan melewati sebuah jembatan yang berada di atas neraka.
Allah Subhānahu wa Ta’āla ta’ala berfirman:
Di dalam hadits Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwa jembatan tersebut sangat menggelincirkan.
Di atasnya ada besi-besi pengait dan duri yang keras yang bentuknya seperti duri Sa’dan.
Berkata Abu Sa’id Al Khudri, sahabat yang meriwayatkan hadits ini, di dalam riwayat Muslim,
“Telah sampai kepadaku bahwasanya jembatan ini lebih lembut daripada rambut dan lebih tajam daripada pedang.”
Di dalam hadits ini disebutkan bahwasanya ada orang yang beriman yang melewati jembatan tersebut dengan sangat cepat seperti kedipan mata, ada yang seperti kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat burung, ada yang secepat larinya kuda, ada yang secepat larinya unta dan ada yang sangat lambat sehingga dia lewat jembatan tersebut dalam keadaan menyeret dirinya, dialah orang yang terakhir melewati jembatan.”
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga menyebutkan di dalam hadist ini bahwasanya manusia akan terbagi menjadi 3.
(1) Orang yang benar-benar selamat melewati neraka yaitu tanpa terkena sambaran.
(2) Orang yang selamat melewati neraka akan tetapi terkoyak tubuhnya.
(3) Orang yang tersambar dan akhirnya terjatuh ke dalam neraka.
Di dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Maka aku dan umatku-lah yang pertama kali akan melewati dan tidak berbicara saat itu kecuali para Rasul.”
Doa mereka saat itu, ‘Ya Allah, selamatkan, selamatkan’. ”
Di atas jembatan tersebut ada besi-besi pengait seperti duri Sa’dan.
“Tahukah kalian duri Sa’dan?”
Mereka menjawab:
“Iya….. Ya Rasulullah”.
Beliau berkata:
“Besi pengait tersebut seperti duri Sa’dan. Namun tidak mengetahui besarnya kecuali Allah, Dia akan menyambar manusia sesuai dengan amalan mereka, yaitu dosanya.”
Ada diantara mereka yang binasa karena amalannya dan ada diantara mereka yang terkoyak dari belakang kemudian selamat.
Di antara yang selamat adalah 70.000 orang yang akan masuk surga tanpa hisab. Wajah-wajah mereka seperti bulan di malam bulan purnama.
Menyusul setelah mereka rombongan yang wajah mereka seperti bintang yang paling terang. (Hadits riwayat Muslim)
Dari Jabir ibnu ‘Abdillah Al Anshari Radhiyallāhu ‘anhummā,
“Dan akan dikirim amanah dan rahim atau kekerabatan.”
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Dan akan dikirim amanah dan rahim atau kekerabatan, maka keduanya berdiri di samping kanan dan kiri jembatan.” (HR Muslim)
Ini menunjukkan bahwasanya melaksanakan amanah dan menyambung silaturrahim atau hubungan kekerabatan perkaranya besar di dalam agama Islam. Keduanya akan menuntut orang-orang yang tidak memenuhi hak keduanya.
Sebagian orang yang beriman akan jatuh ke dalam neraka karena sebab ucapan yang dia ucapkan di dunia.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Sungguh seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang membuat marah Allah dan hamba tersebut tidak menganggap penting kalimat itu, dia jatuh dengan sebab ucapan tadi ke dalam jahanam.” (HR Bukhari)
Sebuah batu yang dilempar ke dalam neraka akan sampai ke dasar neraka 70 tahun kemudian. Sebagaimana di dalam hadits riwayat Muslim.
Sebuah peristiwa yang pasti akan kita alami dan sangat mendebarkan, berjalan di atas jembatan yang sangat kecil, sangat panjang di bawahnya ada neraka yang sangat dalam dan berisi azab yang sangat pedih dan di samping kanan dan kiri ada besi-besi pengait yang siap mengenai orang yang berhak.
Ketegaran kita di atas jembatan saat itu sesuai dengan ketegaran kita di dunia di dalam berpegang teguh dengan agama Islam.
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Beriman Kepada Hari Akhir]