عَنْ أَبِي عَمْرو، وَقِيْلَ: أَبِي عَمْرَةَ سُفْيَانُ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِي فِي اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ. قَالَ: قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُـمَّ اسْتَقِمْ. رواه مسلـم
Dari Abu Amr – ada yang mengatakan Abu Amrah – Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi radhiyallahu ’anhu. Dia berkata, “Wahai Rasulullah, Katakanlah kepadaku suatu perkataan tentang Islam, yang tidak mungkin aku tanyakan kepada siapa pun selain kepadamu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “ Katakanlah: “Aku beriman kepada Alloh, lalu istiqomahlah.” (HR. Muslim)
Perawi Hadis
Beliau radhiyallahu anhu adalah sahabat yang mulia dan menjabat Gubernur di wilayah Thaif pada masa Umar bin Khattab radhiyallahu anhu, hadis ini adalah satu-satunya hadis yang beliau riwayatkan yang terdapat dalam Al Kutubus sittah (enam kitab hadis ). Beliau masuk Islam bersama rombongan orang-orang Tsaqif.
Faedah Hadis
- Semangat para sahabat dalam mendapatkan ilmu.
- Kecerdasan Abu Amr radhiyallahu anhu dimana dia bertanya dengan pertanyaan agung yang merupakan puncak pertanyaan, tidak pantas seorangpun merasa tidak butuh dari pertanyaan seperti ini.
- Selayaknya seseorang yang akan bertanya tentang ilmu mengajukan pertanyaan yang menyeluruh dan berbobot sehingga berbagai disiplin ilmu tidak bercampur aduk.
- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diberikan jawaamiul kalim (perkataan singkat yang maknanya padat), di mana beliau mengumpulkan seluruh kebaikan agama dalam dua kalimat “Aku beriman kepada Allah dan beristikamahlah”.
- Pengungkapan dengan kata istikamah kurang pupoler dibandingkan dengan kata iltizam (konsisten).
- Orang yang menyia-nyiakan kewajiban berarti ia bukan orang yang istikamah, bahkan ia telah menyeleweng.
- Selayaknya seseorang selalu menginstropeksi dirinya, apakah dia sudah istikamah atau belum.