Nawaqidul Islam

Nawaqidul Islam

Halaqah 15: Penjelasan Pembatal Keislaman Ke Enam Bagian 1

Beliau berkata, السَّادِسُ: مَنِ اسْتَهْزَأَ بِشَيْءٍ مِنْ دِيْنِ اللهِ، أَوْ ثَوَابِهِ، أَوْ عِقَابِهِ، كَفَرَ وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: قُلْ أَبِاللهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِؤُونَ لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ Yang ke enam: “Barangsiapa yang mengejek sesuatu dari agama Allah atau pahala-Nya atau siksaan-Nya, sungguh dia telah kufur. Dalilnya firman Allah yang artinya: Katakanlah, apakah dengan […]

Nawaqidul Islam

Halaqah 14: Penjelasan Pembatal Keislaman Ke Lima

Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab berkata, الخَامِسُ: مَنْ أَبْغَضَ شَيْئًا مِمَّا جَاءَ بِهِ الرَّسُولُ ﷺ وَلَوْ عَمِلَ بِهِ، كَفَرَ إِجمَاعًا وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ Yang ke lima: “Barangsiapa yang membenci sesuatu diantara yang dibawa Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam meskipun dia mengamalkannya, maka dia telah kufur dengan ijma’.

Nawaqidul Islam

Halaqah 13: Penjelasan Pembatal Keislaman Ke Empat

Berkata Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah, الرَبِيع: من اعتقد أنَّ غيرَ هَدْيِ النَّبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم أكمَلُ مِن هَدْيِه، أو أنَّ حُكْمَ غيرِه أحسَنُ مِن حُكْمِه، كالذين يُفَضِّلون حُكْمَ الطَّواغيتِ على حُكْمِه؛ فهو كافِرٌ Pembatal keislaman yang ke empat: “Barangsiapa yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi lebih sempurna daripada petunjuk Beliau shallallāhu ‘alaihi

Nawaqidul Islam

Halaqah 12: Penjelasan Pembatal Keislaman Ke Tiga Bagian 2

Syeikh berkata, أَوْ شَكَّ فِي كُفْرِهِمْ “Barangsiapa yang meragukan kekafiran orang-orang musyrikin”, mengatakan dengan hatinya ‘mungkin mereka kafir dan mungkin mereka muslim’. Tidak meyakini kekafiran orang-orang musyrikin adalah kekafiran. Dan meragukan kekafiran mereka juga bentuk kekafiran. Seorang yang beriman yang mengucapkan لا إله إلا الله dan dia yakin serta tidak ragu tentang maknanya, yaitu bahwa

Nawaqidul Islam

Halaqah 11: Penjelasan Pembatal Keislaman Ke Tiga Bagian 1

Berkata Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah, الثَّالِثُ: مَنْ لَمْ يُكَفِّرْ المُشْرِكِينَ أَوْ شَكَّ فِي كُفْرِهِمْ، أَوْ صَحَّحَ مَذْهَبَهُم،ْ كَفَرَ إِجْمَاعًا. Yang ke tiga , “Barangsiapa yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrikin atau dia ragu tentang kekufuran mereka atau membenarkan madzhab mereka, maka dia telah kafir dengan ijma’ para ulama.” Seorang muslim percaya pada Allah dan

Nawaqidul Islam

Halaqah 10: Penjelasan Pembatal Keislaman Ke Dua Bagian 4

Apabila seseorang mengatakan, kita memerlukan perantara kepada Allah sebagaimana kita memerlukan perantara ketika akan berbicara dengan presiden, maka dia telah menyamakan Allah dengan makhluk. Padahal Allah berfirman, لَیۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَیۡءࣱۖ وَهُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ [Surat Asy-Syura 11] “Tidak ada yang serupa dengan Allah. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” Oleh karena itu, Allah menyuruh

Nawaqidul Islam

Halaqah 09: Penjelasan Pembatal Keislaman Ke Dua Bagian 3

Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam membedakan antara keadaan Beliau ketika hidup dan keadaan Beliau setelah meninggal dunia. Dalam keadaan hidup, Beliau bisa mendo’akan. Ketika Beliau sudah meninggal dunia, maka Beliau tidak bisa mendo’akan. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari di dalam كِتَاب الْمَرْضَى dari Aisyah radhiyallāhu ‘anha, ketika Aisyah sakit kepala dan

Nawaqidul Islam

Halaqah 08: Penjelasan Pembatal Keislaman Ke Dua Bagian 2

Diantara keyakinan orang-orang musyrikin Quraisy, bahwa dengan menyembah orang-orang shalih tersebut mereka bisa semakin dekat dengan Allah. Allah berfirman, (وَٱلَّذِینَ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِهِۦۤ أَوۡلِیَاۤءَ مَا نَعۡبُدُهُمۡ إِلَّا لِیُقَرِّبُونَاۤ إِلَى ٱللَّهِ زُلۡفَىٰۤ إِنَّ ٱللَّهَ یَحۡكُمُ بَیۡنَهُمۡ فِی مَا هُمۡ فِیهِ یَخۡتَلِفُونَۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا یَهۡدِی مَنۡ هُوَ كَـٰذِبࣱ كَفَّارࣱ) [Surat Az-Zumar 3] “Dan orang-orang yang menjadikan

Nawaqidul Islam

Halaqah 07: Penjelasan Pembatal Keislaman Ke Dua Bagian 1

Berkata Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab, الثَّانِي: مَنْ جَعَلَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللهِ وَسَائِطَ يَدْعُوهُمْ وَيسْأَلُهُمْ الشَّفَاعَةَ، وَيَتَوَكَّلُ عَلَيْهِمْ كَفَرَ إِجْمَاعًا “Ke dua, barangsiapa yang menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara, berdo’a kepada mereka, meminta kepada mereka syafa’at, dan bertawakal kepada mereka, maka dia telah kufur, dengan kesepakatan para ulama.” Hubungan antara pembatal keislaman yang pertama

Nawaqidul Islam

Halaqah 06: Penjelasan Pembatal Keislaman Pertama Bagian 3

Berkata Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab, وَمِنْهُ الذَّبْحُ لِغَيْرِاللهِ “Dan diantara contoh kesyirikan adalah menyembelih untuk selain Allah.” Menyembelih untuk selain Allah adalah syirik, karena menyembelih adalah ibadah. Allah berfirman, (قُلۡ إِنَّ صَلَاتِی وَنُسُكِی وَمَحۡیَایَ وَمَمَاتِی لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ ۝ لَا شَرِیكَ لَهُۥۖ وَبِذَ لِكَ أُمِرۡتُ وَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلۡمُسۡلِمِینَ) [Surat Al-An’am 162 – 163] “Katakanlah, sesungguhnya

Scroll to Top