Author name: marbot

Ushulussittah

Halaqah 12: Penjelasan Pokok Ketiga Kitab Ushulussittah (Bagian 3)

Para ulamā menjelaskan apabila memang terjadi kekufuran yang sangat jelas dari seorang penguasa (dari seorang pemerintah), maka di sana ada syarat-syarat yang lain yang harus dipenuhi dan ini sebutkan oleh para ulamā. Apabila tidak terjadi di sana kerusakan yang lebih besar. Apabila di sana justru terjadi kerusakan yang lebih besar, apabila seseorang memberontak karena pemerintahnya […]

Ushulussittah

Halaqah 11: Penjelasan Pokok Ketiga Kitab Ushulussittah (Bagian 2)

Kemudian beliau (rahimahullāh) mengatakan: فَبَيَّنَ النَبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ هَذَا بَيَانًا شَائِعًا ذَائِعًا بِكُلِّ وَجْهٍ مِنْ أَنْوَاعِ الْبَيَانِ شَرْعًا وَقَدَرًا Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjelaskan perkara ini dengan penjelasan yang cukup dengan berbagai uslub (cara) baik secara syar’iat maupun dengan taqdir. Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menjelaskan pentingnya mendengar dan taat

Ushulussittah

Halaqah 10: Penjelasan Pokok Ke Tiga Kitab Ushulussittah (Bagian 1)

Beliau (rahimahullāh) mengatakan: اَلْأَصْلُ الثَّالِثُ : أَنَّ مِنْ تَمَامِ الاجْتِمَاعِ السَّمْعَ وَالطَّاعَةَ لِمَنْ تَأَمَّرَ عَلَيْنَا وَلَوْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا • Pokok yang ketiga : Sesungguhnya termasuk kesempurnaan bersatu adalah mendengar dan taat kepada orang yang telah berkuasa atas kita (pemerintah atau para penguasa kita). Beliau mengatakan ini adalah termasuk kesempurnaan persatuan, setelah kemarin beliau membahas

Ushulussittah

Halaqah 09: Penjelasan Pokok Kedua Kitab Ushulussittah (Bagian 4)

Kemudian beliau (rahimahullāh) mengatakan: ثُمَّ صَارَ الْأَمْرُ إِلَى أَنَّ الافْتِرَاقَ فِي أُصُوْلِ الدِّيْنِ وَفُرُوْعِهِ هُوَ الْعِلْمُ وَالْفِقْهُ فِي الدِّيْنِ Kemudian setelah itu dizaman beliau dizaman sekarang jadilah bahwasanya berpecah belah didalam agama, baik didalam ushūl agama (pokok-pokok) agama maupun didalam cabang-cabangnya dinamakan dengan ilmu dan fiqih didalam agama. Dizaman sekarang kata beliau: Sebagian mengatakan bahwasanya

Ushulussittah

Halaqah 08: Penjelasan Pokok Kedua Kitab Ushulussittah (Bagian 3)

Bersatu bukan berarti kita meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar, beramar ma’ruf nahi munkar adalah sifat orang yang beriman. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman: وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah

Ushulussittah

Halaqah 07: Penjelasan Pokok Kedua Kitab Ushulussittah (Bagian 2)

Kemudian beliau (rahimahullāh) mengatakan: وَذَكَرَ أَنَّهُ أَمَرَ الْمُسْلِمِيْنَ بِالاجْتِمَاعِ فِي الدِّيْنِ وَنَهَاهُمْ عَنِ التَّفَرُّقِ فِيْهِ Dan Allāh menyebutkan bahwasanya Allāh memerintahkan orang-orang muslimin untuk bersatu didalam agama dan melarang mereka untuk berpecah belah didalamnya. وَيَزِيْدُهُ وُضُوْحًا مَا وَرَدَتْ بِهِ السُّنَّةُ مِنَ الْعَجَبِ الْعُجَابِ فِي ذَلِكَ Dan lebih jelasnya atau kejelasan ini menjadi lebih jelas dengan

Ushulussittah

Halaqah 06: Penjelasan Pokok Kedua Kitab Ushulussittah (Bagian 01)

Kemudian beliau (rahimahullāh) mengatakan: ألْأَصْلُ الثَّانِيْ : أَمَرَ اللهُ بِالاجْتِمَاعِ فِي الدِّيْنِ وَنَهَى عَنِ التَّفَرُّقِ، فَبَيَّنَ اللهُ هَذَا بَيَانًا شَافِيًا تَفْهَمُهُ الْعَوَامُّ • Pokok yang kedua: Bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah memerintahkan kita untuk bersatu berkumpul didalam agama dan melarang kita untuk saling berpecah belah. Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menjelaskan perkara ini

Ushulussittah

Halaqah 05: Penjelasan Pokok Pertama Kitab Ushulussittah (Bagian 4)

Kemudian beliau (rahimahullāh) mengatakan: وَأَظْهَرَ لَهُمُ الشِّرْكَ بِاللهِ فِي صُوْرَةِ مَحَبَّةِ الصَّالِحِيْنَ وَاتِّبَاعِهِمْ Dan mereka (syaithān) menjerumuskan manusia kedalam kesyirikan kepada Allāh. Dengan cara apa? Dengan dipoles dan dihiasi, seakan-akan itu termasuk mahabatusshālihin (menyintai orang-orang yang shālih) dan mengikuti mereka. Dan ini adalah termasuk makar dan tipu daya syaithān. Tidak langsung mengatakan asyrikbillāh (hendaklah engkau

Ushulussittah

Halaqah 04: Penjelasan Pokok Pertama Kitab Ushulussittah (Bagian 3)

Kemudian beliau (rahimahullāh) mengatakan: ثُمَّ صَارَ عَلَى أَكْثَرِ الْأُمَّةِ مَا صَارَ . أَظْهَرَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ الْإِخْلَاصَ فِي صُوْرَةِ تَنَقُّصِ الصَّالِحِيْنَ وَالتَّقْصِيْرِ فِي حُقُوْقِهِمْ، وَأَظْهَرَ لَهُمُ الشِّرْكَ بِاللهِ فِي صُوْرَةِ مَحَبَّةِ الصَّالِحِيْنَ وَاتِّبَاعِهِمْ “Kemudian ketika menimpa umat ini berupa kejahilan dan lain-lain, maka syaithān menampakkan kepada mereka, bahwasanya keikhlāsan dan tauhīd ini adalah sebagai bentuk penghinaan

Ushulussittah

Halaqah 03: Penjelasan Pokok Pertama Kitab Ushulussittah (Bagian 2)

Kemudian beliau rahimahullāh menyebutkan perkara yang pertama yang dipahami oleh orang-orang awam dikalangan kaum muslimin akan tetapi banyak orang-orang cerdas yang tidak memahami perkara ini. Beliau mengatakan: اَلْأَصْلُ الْأَوَّلُ : إِخْلَاصُ الدِّيْنِ لِلهِ تَعَالَى وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لهُ ، وَبَيَانُ ضِدِّهِ الذِيْ هُوَ الشِّرْكُ بِاللهِ • Perkara yang pertama | Mengikhlāskan agama untuk Allāh Subhānahu

Scroll to Top