Author name: marbot

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 45: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Dalil Rukun Iman yang Enam

Kemudian setelahnya beliau menyebutkan tentang dalil Rukun Iman yang enam ini. Beliau mendatangkan dalil, والدليل على هذه الأركان الستة قوله تعالى: لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ [البقرة:177] “Bukanlah kebaikan itu kalian memalingkan wajah-wajah kalian ke timur ataupun ke barat akan tetapi yang […]

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 44: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Kadar Minimal Rukun-Rukun Iman

Kita sebutkan di sini kadar minimal dari beriman terhadap Rukun Iman yang 6. Beriman kepada Allah (أن تؤمن بالله) Maka kadar yang wajib, (minimal/)yang mencukupi) adalah, Beriman dengan keberadaan Allah, artinya Allah itu ada dan ini harus ada dalam diri seseorang. Allah adalah Rabb yang memiliki sifat-sifat Rububiyyah. Kalau ada tapi tidak memiliki sifat Rububiyyah

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 43: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Rukun Iman Ada Enam

Kemudian beliau menyebutkan bahwasanya cabang-cabang keimanan yang jumlahnya 73 ternyata memiliki rukun atau bagian yang paling penting di dalam Iman. Jumlah rukunnya ada 6 dan dia berada di tingkat yang paling tinggi diantara cabang-cabang keimanan. Urutan ke-1 sampai ke-6 adalah 6 rangking pertama yang ditempati oleh Arkanul Iman yang merupakan 6 perkara yang paling penting,

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 42: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Cabang Keimanan Terendah Adalah Menyingkirkan Gangguan dari Jalan

Beliau rahimahullah mengatakan, وأدناها إماطة الأذى عن الطريق “Cabang-cabang keimanan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan di jalan.” Cabang yang paling bawah adalah yang paling kecil pahalanya, yaitu menyingkirkan gangguan di jalan. Misalnya: Seseorang melihat di jalan ada sesuatu yang bisa membuat ban bocor atau ada sesuatu yang dikhawatirkan terkena kaki seseorang atau ada lubang

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 41: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Cabang Keimanan Tertinggi Adalah Laa Ilaaha Illallaah

Beliau rahimahullah mengatakan, فأعلاها قول : لا إله إلا الله “Yang paling tinggi adalah ucapan Laa Ilaaha Illallaah.” Ini adalah yang paling tinggi diantara cabang-cabang keimanan. Kalau iman diibaratkan pohon, pohon ini menjulang ke atas, memiliki cabang-cabang dan daun-daun. Diantara makna cabang yang paling tinggi adalah orang yang beriltizam dengannya, maka dia mendapatkan pahala yang

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 40: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Tingkatan Iman dan Cabang-Cabangnya Bagian 2

Para ulama setelah mereka selesai berusaha untuk mengumpulkan cabang-cabang keimanan yang ada di dalam Al-Qur’an, maka mereka kembali membuka hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alayhi wa sallam yang tentunya mereka para ulama adalah ahlinya. Itu adalah makanan mereka sehari-hari. Mereka juga menghafal hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alayhi wa sallam sebagaimana mereka menghafal Al-Qur’an. Kesibukan mereka memang dalam Al-Qur’an

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 39: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Tingkatan Iman dan Cabang-Cabangnya Bagian 1

Beliau rahimahullah mengatakan, المرتبة الثانية: الإيمان Tingkatan ke dua, yaitu diantara tiga tingkatan yang ada di dalam Islam yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam adalah tentang الإيمان. Al-Iman (الإيمان) adalah tingkatan yang ke-2 yang lebih tinggi daripada Al Islam. Dari sini kita mengetahui bahwasanya Iman sebagaimana Islam, terkadang maknanya adalah umum dan terkadang

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 38: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Dalil Rukun Islam Shalat dan Zakat, Puasa dan Haji

Abdullah bin Syaqiq termasuk tabi’in, belajar dari Abdullah bin Abbas, Abdullah bin ‘Umar, Utsman bin Affan, dan seterusnya. Beliau mengatakan, كَانَ أَصْحَابُ رسول الله صلى الله عليه وسلم لاَ يَرَوْنَ مِنَ الأَعْمَالِ تَرْكُهُ كُفْرٌ غَيْرَ الصَّلاَةِ ‏ “Dahulu para sahabat Rasulullah tidak pernah memandang sebuah amalan yang kalau ditinggalkan maka pelakunya menjadi keluar dari agama

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 37: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Dalil Rukun Islam Shalat dan Zakat dan Tafsir Tauhid Bagian 2

Para ulama sepakat, orang yang mengingkari kewajiban zakat dan shalat, dia telah keluar dari agama Islam. Adapun orang yang meninggalkan shalat dan dia masih mengakui kewajiban tentang shalat, maka di sini para ulama berselisih pendapat tentang hukumnya. Apakah dia statusnya masih sebagai seorang muslim yang menjadi saudara kita? Tapi dia melakukan dosa yang besar meninggalkan

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 36: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Dalil Rukun Islam Shalat dan Zakat dan Tafsir Tauhid Bagian 1

Beliau mengatakan, ودليل الصلاة، والزكاة، وتفسير التوحيد قوله تعالى وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دين القيمة [Al Bayyinah 5] Beliau menyebutkan setelah membahas tentang syahadat (yang merupakan rukun Islam yang pertama) ingin menyebutkan kepada kita tentang dalil wajibnya shalat dan juga zakat dengan dalil tersendiri,

Scroll to Top