Di antara cara beriman dengan kitab-kitab Allah adalah:
• Turun dari Allah.
• Merupakan kalamullah, dari Allah bermulai.
⑵ Beriman bahwasanya Allah telah:
• Berbicara secara hakikat dengan huruf dan maknanya.
• Berbicara sesuai dengan yang Dia kehendaki (dengan cara yang Allah kehendaki) yang sesuai dengan keagungan Allah ‘Azza wa Jalla.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
“Dia telah menurunkan atasmu Al-Kitab (Al-Quran) dengan haq, membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan Dialah yang telah menurunkan Taurat dan Injil.” (QS Ali ‘Imran: 3)
Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
“Katakanlah: Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan juga Asbath, dan apa yang diberikan kepada Musa, ‘Isa, dan para Nabi dari Rabb mereka.” (QS Ali ‘Imran: 84)
✘ Tidak boleh seseorang mengatakan bahwa:
⇒ Taurat yang asli adalah ucapan Musa.
⇒ Injil yang asli adalah ucapan ‘Isa.
⇒ Al-Qur’an adalah ucapan Muhammad.
Orang yang mengatakan bahwa kitab-kitab tersebut adalah ucapan manusia maka dia telah kufur dengan ayat-ayat Allah.
Allah berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang yang kufur dengan ayat-ayat Allah, mereka akan mendapatkan adzab yang pedih. Dan Allah adalah Dzat Yang Perkasa dan Memiliki Siksaan.” (QS Ali ‘Imran: 4)
Allah menceritakan tentang ucapan sebagian orang kafir yang mengatakan,
“Tidaklah Al-Quran ini kecuali ucapan manusia.” (QS Al-Muddatstsir: 25)
Para rasul dan malaikat hanyalah sebagai perantara dalam menyampaikan kalamullah.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
“Sesungguhnya dia (Al-Qur’an) diturunkan dari Rabbul ‘Ālamīn, turun dengannya Ar-Ruhul Amin (Jibril) atas hatimu (Nabi Muhammad) supaya engkau menjadi pemberi peringatan. Turun kitab tersebut dengan bahasa ‘Arab yang jelas.” (QS Asy-Syuara: 192-195)
Adapun firman Allah,
Yang Allah sebutkan di dalam surat Al-Haqqah ayat 40 dan Surat Takwir ayat 19, yang artinya:
“Sesungguhnya dia (Al-Qur’an) adalah ucapan Rasul yang mulia.”
Maka maksudnya adalah penyandaran ucapan kepada yang mengucapkan.
⇒ Di dalam Surat Al-Haqqah, yang dimaksud “utusan” adalah Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
⇒ Di dalam surat At-Takwir yang dimaksud dengan “utusan” adalah malaikat Jibril ‘alayhissalām.