● Al-Qur’an secara bahasa adalah mashdar dari قَرَأَ, artinya جَمَعَ (yaitu mengumpulkan).
Dinamakan demikian karena Al-Qur’an mengumpulkan kisah-kisah, perintah-perintah, larangan-larangan, pahala, dan juga ancaman, dan juga mengumpulkan ayat-ayat serta surat-surat satu dengan yang lain.
● Adapun secara syari’at, maka Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam melalui Jibril ‘alayhissalām dan ditulis di dalam mushaf dari awal surat Al-Fatihah sampai akhir surat An-Naas.
Allah telah memberikan keistimewaan yang banyak terhadap Al-Qur’an yang tidak dimiliki kitab-kitab sebelumnya, diantaranya:
■ Pertama | Al-Qur’an wajib diimani secara terperinci.
Yaitu dengan:
✓Dibenarkan kabar-kabarnya
✓Dilaksanakan perintah-perintahnya
✓Dijauhi larangan-larangannya
✓Dilaksanakan nasehatnya
✓Berhukum dengan Al-Qur’an di dalam perkara yang kecil maupun yang besar
✓Dan beribadah kepada Allah dengan cara yang tercantum di dalamnya dan di dalam sunnah Rasul-Nya shallallāhu ‘alayhi wa sallam
■ Ke dua | Al-Qur’an adalah mu’jizat yang abadi.
Seandainya seluruh ahli bahasa bersatu untuk mendatangkan yang semisal Al-Qur’an, niscaya mereka tidak akan mampu.
Allah berfirman,
“Katakanlah: Seandainya manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang semisal dengan Al-Qur’an, niscaya mereka tidak bisa mendatangkan yang semisalnya meskipun sebagian membantu sebagian yang lain.” (QS Al-Isra’: 88)
Dan di dalam hadits Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Tidak ada seorang Nabi kecuali diberi ayat-ayat (yaitu tanda-tanda kekuasan Allah atau mu’jizat) yang seharusnya beriman dengannya manusia. Dan sesungguhnya yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang Allah wahyukan kepadaku (yaitu Al-Qur’an) maka aku berharap menjadi orang yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat.” (HR Bukhari dan Muslim)
Diantara keistimewaan Al-Qur’an,
■ Ke tiga | Allah telah berjanji untuk menjaganya dari pengubahan, baik lafazh maupun maknanya.
⇒ Dijaga lafazhnya sehingga tidak bisa ditambah dan tidak dikurangi.
⇒ Dan dijaga maknanya dari makna-makna yang menyimpang.
Allah berfirman,
“Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Adz-Dzikr (yaitu Al-Qur’an) dan sesungguhnya Kamilah yang menjaganya.” (QS Al-Hijr: 9)
Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
“Al-Qur’an tidak didatangi kebathilan, baik dari depan maupun dari belakang, diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana Lagi Maha Terpuji.” (QS Fushshilat: 42)
Oleh karena itu, Allah menyiapkan di sana;
• Orang-orang yang menghafal Al-Qur’an.
• Para ulama yang menerangkan pemahaman yang benar tentang ayat-ayat Al-Qur’an dari masa ke masa, dari zaman Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam sampai zaman kita dan sampai Allah mengangkat Al-Qur’an di akhir zaman.
Mereka;
✓Menghafal dan memahami maknanya dan istiqamah di dalam mengamalkannya.
✓Mengkhidmah Al-Qur’an dengan berbagai cara;
• Ada yang menulis tafsirnya baik yang singkat maupun yang panjang lebar.
• Ada yang mengarang tentang:
⑴ Cara penulisannya
⑵ Cara membacanya
⑶ Tentang i’rabnya
⑷ Dan lain-lain