Halaqah 35: Setelah Di Habasyah

Setelah dua orang utusan Quraisy meminta supaya orang-orang Islam dikembalikan ke Mekkah, maka Raja Najasyi yang beragama Nashrani bertanya kepada kaum Muslimin tentang agama mereka.
Berkata Ja’far bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu
“Wahai raja, kami dahulu adalah kaum yang berada di atas kesyirikan. Kami menyembah selain Allah, memakan bangkai, berbuat jelek kepada tetangga, menghalalkan perkara yang diharamkan, sebagian menumpahkan darah yang lain, kami tidak menghalalkan sesuatu dan tidak mengharamkan sesuatu. Kemudian Allah mengutus kepada kami seorang Rasul dari diri kami.
Kami mengetahui bahwa Beliau menyempurnakan janji, jujur, dan amanah. Maka Beliau menyuruh kami untuk beribadah kepada Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, menyambung tali silaturahim, berbuat baik kepada tetangga, shalat, berpuasa, dan supaya kami tidak menyembah kepada selain Allah.”
Berkata Najasyi, “Apakah engkau membawa bagian dari apa yang dia bawa?”
Ja’far mengatakan, “Iya.”
Kemudian Najasyi berkata, “Bacalah untukku apa yang dia bawa.”
Maka Ja’far membaca awal dari surat Maryam.
Kemudian menangislah Najasyi, sehingga basah jenggot beliau diikuti oleh para pendeta, mereka juga menangis.
Berkata Najasyi, “Sesungguhnya ucapan ini keluar dari sumber yang sama dengan apa yang dibawa oleh Musa. Pergilah kalian dalam keadaan lurus.”
Ketika utusan Quraisy gagal, maka pada hari berikutnya Amr Ibnul Ash ingin menunjukkan kepada Najasyi aqidah kaum muslimin tentang Isa.
Berkata Amr, “Wahai Raja, sesungguhnya mereka berkata tentang Isa ucapan yang besar.”
Maka Najasyi memanggil Ja’far dan bertanya, kemudian Ja’far menjawab, “Kami katakan dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, kalimat-Nya, dan ruh-Nya yang Allah telah lemparkan kepada Maryam sang perawan yang ahli ibadah.”
Berkata Najasyi, “Isa bin Maryam tidak berbeda dengan apa yang engkau ucapkan.”
Kemudian Najasyi memberikan keamanan kepada kaum muslimin.
Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq di dalam As-Siyar wal Maghaaziy.
Orang-orang Quraisy mengutus utusan karena mereka tahu bahwa jika orang-orang Islam memiliki tempat yang aman maka yang demikian akan membahayakan orang-orang Quraisy.
Dan dari kisah ini kita melihat bagaimana keteguhan orang-orang Islam meskipun mereka mengetahui aqidah orang-orang Nashrani tentang Isa, tetapi mereka tidak basa basi di dalam menjelaskan aqidah kaum muslimin.
Mereka tidak takut diserahkan kembali kepada orang-orang Quraisy.
Maka Allah Subhānahu wa Ta’āla menolong mereka, memperbaiki keadaan mereka, dan memberikan mereka keamanan.
Meninggal Ubaidullah bin Jahsy (suami Ummu Habibah bintu Abi Sufyan), maka Rasulullah meminangnya dan menikahinya ketika dia di Habasyah.
Setelah Islam memiliki tempat di kota Madinah, maka sebagian besar orang-orang yang hijrah ke Habasyah mereka pun hijrah ke kota Madinah. Adapun Ja’far dan beberapa orang bersama beliau baru meninggalkan Habasyah dan pergi ke Madinah saat dibukanya khoibar pada tahun 7 Hijriyah.
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Sirah Nabawiyah]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top