Halaqah 03: Penjelasan Doa Pengarang Serta Makna Istighfar dan Ketaatan

Beliau melanjutkan doa bagi pembaca,
وَأَنْ يَجْعَلَكَ مُبَارَكًا أَيْنَمَا كُنْتََ
Dan semoga Alloh menjadikanmu (pembaca) diberkahi di manapun berada.
Ini juga merupakan doa yang agung. Berbarokah artinya memiliki banyak kebaikan yang langgeng dan terus-menerus ada bersama kita, memberikan manfaat. Dan orang yang berbarokah adalah orang yang banyak kebaikannya yang diberikan kepada diri sendiri maupun orang lain. Ketika dia berilmu dan berbarokah, maka ilmu itu memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Begitu juga ketika dia memiliki keluangan rezeki, memiliki kekuasaan dan berbarokah, maka rezeki dan kekuasaan tersebut akan memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Berbarokah dimana pun berada, maka dia akan selalu memperoleh barokah baik di rumah maupun luar rumah, bersama keluarga maupun bersama orang lain, dan seterusnya. Tidak ada orang yang dekat dengan dia kecuali akan memperoleh faedah dari dirinya.
Kemudian beliau melanjutkan,
وَأَنْ يَجْعَلَكَ مِمَّنْ إِذَا أُعْطِيَ شَكَرَ،
Semoga Alloh menjadikanmu bersyukur saat diberi nikmat,
وَإِذَا ابْتُلِيَ صَبَرَ، وَإِذَا أذَنبَ اسْتَغْفَرفَإِنَّ هَؤُلاءِ الثَّلاثَ عُنْوَانُ السَّعَادَةِ اِعْلَمْ أَرْشَدَكَ اللهُ لِطَاعَتِه
Dan menjadikanmu bersabar ketika ditimpa musibah, dan meminta ampun jika berbuat dosa.
Tiga hal terakhir yang telah disebutkan di atas adalah kunci kebahagiaan. ِTidak akan terlepas kehidupan seorang manusia dari tiga perkara ini. Seorang yang tidak bersyukur maka cepat atau lambat Alloh akan mencabut nikmat tersebut. Sebaliknya jika dia bersyukur, maka Alloh akan memberikan kenikmatan di atas kenikmatan. Apabila dia bersyukur bahwasanya nikmat ini berasal dari Alloh, bersyukur dengan lisannya, menggunakan kenikmatan ini untuk perkara yang diridhoi Alloh, maka Alloh menjanjikan untuk menambah kenikmatan tersebut.Dan apakah dia kufur kepada Alloh, mengingkari kenikmatan yang diberikan kepadanya, menganggap bahwa kenikmatan itu berasal dari dirinya sendiri, dari ilmu yang dimiliki, dari usaha yang ia kerjakan. Lupa bahwasanya Alloh yang telah memberikan dan memudahkan dia memperoleh kenikmatan tersebut, maka sesungguhnya azab Alloh sangat pedih.
Apabila dia memperoleh musibah hendaklah dia bersabar kepada Alloh. Beriman bahwa semua ini adalah takdir Alloh, yang sudah ditulis sejak 50.000 tahun sebelum diciptakan langit dan bumi. Padahal langit dan bumi juga sudah diciptakan Alloh sejak waktu yang lama. Telah dituliskan umur, rezeki dan termasuk musibah. Dan tidak mungkin yang sudah ditulis akan luput dari seseorang. Maka ketika dia ditimpa musibah baik dirinya, hartanya, keluarga nya, maka hendaknya dia beriman bahwa hal ini sudah ditulis Alloh dan harus terjadi. Ketika terjadi musibah, Alloh akan memberikan hidayah kepada hati agar tenang dalam menghadapi musibah.
Beliau melanjutkan,
وَإِذَا أذَنبَ اسْتَغْفَر
Dan apabila dia berdosa maka dia beristighfar.
Beristighfar atas dosa yang dilakukan. Makna beristighfar mengandung dua perkara. Yang pertama memohon kepada Allah agar ditutupi dosa tersebut sehingga tidak terbongkar maksiat tersebut. Istighfaro berasal dari kata ghofaro yang artinya menutupi. Yang kedua memohon agar dosanya dihapus, sehingga kelak tidak akan diazab oleh Allah karena dosanya.
فَإِنَّ هَؤُلاءِ الثَّلاثَ عُنْوَانُ السَّعَادَةِ
Karena sesungguhnya tiga perkara ini adalah ciri-ciri dari kebahagiaan.
Orang yang bahagia adalah orang yang apabila diberi bersyukur dan apabila mendapatkan musibah dia bersabar dan apabila dia berdosa dia beristighfar kepada Allah.
اِعْلَمْ أَرْشَدَكَ اللهُ لِطَاعَتِه
Ketahuilah, semoga Allah memberikan petunjuk kepadamu, kepada ketaatan.
Beliau mendoakan semoga Allah memberikan petunjuk kepada ketaatan yaitu mengilmui kebenaran dan mengamalkannya.
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Qawa’idul Arba’]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top