Halaqah 09: Qa’idah Pertama Bagian 3

⇒ Apa yang memasukan seseorang kedalam agama Islam?
⇒ Apa yang membedakan adalah orang Islam dengan orang-orang musyrikin tersebut?
Apabila dalam masalah penciptaan, pengaturan rezeki ternyata sama antara kita dengan mereka.
⇒ Lalu apa yang membedakan antara diri kita dengan mereka?
Apa yang diinginkan oleh Rasulullãh ﷺ dari orang-orang musyrikin tersebut?
✓ yang beliau ingin bukan hanya mereka mengakui bahwasanya Allāh yang mencipta, memberikan rezeki & mengatur alam semesta, tetapi yang diinginkan oleh Allāh & Rasul-Nya dari orang-orang musyrikin tersebut adalah supaya mereka meng-Esa-kan ibadah hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Inilah yang diinginkan oleh Allāh & Rasul-Nya.
Allāh & Rasul-Nya menginginkan dari orang-orang musyrikin tersebut selain mereka mengakui bahwasanya Allāh yang mencipta, memberi rezeki & mengatur alam semesta, diinginkan dari mereka supaya mereka meng-Esa-kan ibadah hanya untuk Allāh.
Orang-orang musyrikin tidak meng-Esa-kan Allāh didalam ibadahnya. Inilah yang membedakan antara kita dengan mereka. Terkadang mereka melakukan ibadah untuk Allāh, seperti ketika haji-an karena ibadah haji ini sudah ada sejak Nabi Ibrahim alaihi wa sallam kemudian dilanjutkan Nabi Ismail dan seterusnya dan orang-orang quraisy keturunan Nabi Ismail ibn Ibrahim.
Ibadah haji masih mereka pegang sampai di zaman Rasulullãh ﷺ, oleh karena itu setiap tahun mereka senantiasa melakukan ibadah haji dan ini dilakukan untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla, kita membaca dikitab² syiroh tentang perjanjian Aqobah yang pertama maupun yg kedua Baiat Rasulullãh dengan kaum Ansor, kapan terjadi? Ketika musim haji, ketika orang-orang Arab, orang-orang quraisy sekitarnya melakukan ibadah haji menuju ke Mekkah, disanalah pertemuan Rasulullãh dengan orang-orang Anshor, terkadang mereka beribadah kepada Allāh & terkadang mereka beribadah kepada selain Allāh, sehingga ketika terjadi musibah misalnya diantara mereka ada sebagian yang datang kepada Jin atau ada diantara mereka ketika ingin berperang & ingin menang menaruh senjata² mereka digantungkan disebuah pohon tertentu dengan keyakinan bahwasanya itu akan membawa barokah, terkadang mereka menyembah kepada Allāh beribadah kepada semata, terkadang mereka serahkan sebagian ibadah mereka kepada selain Allāh. Inilah yang membedakan antara diri kita (orang Islam) dengan orang-orang musyrikin tersebut.
Kalau meyakini bahwasanya Allāh yang mencipta satu-satunya , memberikan rezeki satu-satunya & mengatur alam semesta satu-satunya seharusnya keyakinan ini menjadikan mereka hanya menyembah kepada Allāh.
● Bagaimana kita menyembah sesuatu yang tidak mencipta..
● Bagaimana seseorang menyembah sesuatu yang tidak memberikan rezeki baik dari langit maupun dari bumi sedikit pun..
● Bagaimana seseorang menyembah sesuatu yang tidak mengatur alam semesta
Bahkan mereka diciptakan, mereka diberikan rezeki, mereka diatur oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, kenapa mereka tidak menyembah saja Dzat yang telah menciptakan benda² tersebut, yang telah menciptakan makhluk² tersebut.
Oleh karena itu Allāh mengatakan :
فَقُلْ أَفَلاَ تَتَّقُوْن
“Lalu katakan kepada mereka kenapa mereka tidak takut /takwa kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla ”
Inilah yang diinginkan oleh Allāh & Rasul-Nya. Ini ditolak & diingkari oleh orang-orang quraisy, ketika mereka didakwahi
لا إله إلا الله
” tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allāh ”
Mereka semuanya memahami bahwasanya makna kalimat ini berarti saya harus meninggalkan seluruh sesembahan selain Allāh yang selama ini aku sembah, dan hanya menyembah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Orang-orang Qurais & orang-orang kafir Qurais, orang-orang musyrikin mereka semuanya memahami kalimat ini karena mereka adalah orang-orang Arab dan sangat mengenal makna kalimat – لا إله إلا الله – ada diantara mereka yang menerima & langsung masuk Islam & ada diantara mereka yang menolak tidak mau mengucapkan – لا إله إلا الله – Bahkan mereka sombong
إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ
وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ
“sesungguhnya mereka (kata Allāh) apabila dikatakan kepada mereka / diajak untuk mengucapkan – لا إله إلا الله – mereka sombong, menolak kebenaran tidak mau mengucapkan – لا إله إلا الله –
Karena mereka tahu tentang tuntutan dari kalimat ini, jika saya mengucapkan kalimat ini berarti saya harus masuk Islam, sesembahan yang begitu banyak aku tinggalkan & hanya menyembah kepada Allāh yang satu, tidak boleh berdoa kepada selain Allāh, tidak boleh beristianah – beristhigosah kepada selain Allāh oleh karena itu mereka (يستكبرون )sombong dan tak mau mengucapkan kalimat ini
وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ
“dan mereka mengatakan apakah kami harus meninggalkan sesembahan² kami hanya karena tukang syair yang gila ”
Selain mereka menolak mereka juga menghina Rasulullãh ﷺ mengatakan bahwasanya Rasulullãh ﷺ adalah tukang syair, padahal beliau adalah orang yang tidak mengetahui tentang syair, dan bahwasanya mengatakan beliau seorang yang gila. Semuanya ini menunjukkan kesombongan mereka, selain menolak dakwah beliau mereka juga berusaha untuk merendahkan beliau supaya manusia tidak mengikuti dakwah beliau.
Di dalam ayat yang lain mereka mengatakan
أَجَعَلَ الْآلِهَةَ إِلَٰهًا وَاحِدًا ۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ
“apakah dia menjadikan tuhan² yang banyak ini menjadi tuhan yang satu, sesungguhnya ini adalah sesuatu yang sangat mengherankan”
Ini Adalah kesombongan orang-orang quraisy orang-orang musyrikin quraisy mereka tidak mau mengatakan kalimat لا إله إلا الله, karena inilah yang akan memasukan mereka ke dalam agama Islam.
Inti dari Qoidah yang sudah kita sampaikan ini :
⑴ Bahwasanya orang-orang musyrikin yang diperangi Rasulullãh ﷺ sama dengan kita mengakui bahwasanya Allāh menciptakan mereka, memberikan rezeki kepada mereka, mengatur alam semesta ini, dan sesungguhnya ini tidak memasukkan mereka ke dalam agama Islam.
⑵ Apabila seseorang hanya meng-Esa-kan Allāh didalam beribadah, hanya menyerahkan kepada Allāh. Adapun seseorang hanya meyakini Allāh yang mencipta, Allāh yang memberikan rezeki, Allāh yang mengatur alam semesta, maka ini belum membedakan antara dia (Islam) dengan orang musyrikin.
⑶ Hendaknya Didalam berdakwah atau mendakwahi manusia kedalam Agama Islam, tidak mencukupkan diri hanya mengenalkan mereka bahwa Allāh yang menciptakan, memberikan rezeki & juga mengatur alam semesta, karena ini tidak membedakan antara kita dengan yang lain. Karena sebagian ketika berdakwah & mengajak orang kepada islam hanya mengingatkan perkara² ini, padahal disana ada sesuatu yang lebih penting dari itu, artinya setelahnya yang harus yang dia sampaikan, bukan hanya menyampaikan Rububiyah keyakinan bahwasanya Allāh yang mencipta, memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta. Tapi juga harus disampaikan bahwasanya keyakinan ini menuntut kita untuk hanya meng-Esa-kan Allāh Subhānahu wa Ta’āla didalam ibadah.
***
[Disalin dari materi Halakah Silsilah Ilmiah (HSI) Abdullah Roy Bab Qawa’idul Arba’]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top