Halaqah 01: Pengantar Al Ushulu Ats Tsalatsah Bagian 1 Biografi Singkat Penulis

Pengantar Al Ushulu Ats Tsalatsah Bagian 1 Biografi Singkat Penulis

Kitab ini sebagaimana Judulnya Al-Ushulu Ats-Tsalasah yang artinya adalah 3 Landasan Utama. Yang dimaksud 3 landasan di sini:

1. Ma’rifatullah (Mengenal Allah Subhanahu wa Talla)
2. Ma’rifatunnabi ﷺ (Mengenal Nabi Muhammad ﷺ)
3. Ma’rifatu Dinil Islam (Mengenal Agama Islam)
Inilah yang dimaksud dengan Al-Ushulu Ats-Tsalasah (Tiga Landasan Utama) yang ingin disampaikan oleh pengarang di dalam kitab beliau ini.

Apa keutamaan mengenal tiga perkara ini?

Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud dan juga yang lain, dan hadits ini adalah hadits yang shahih, yaitu Hadits Al Barra Ibnu Azib radhiyallāhu ‘anhu dimana di dalam hadits ini Rasulullah ﷺ menceritakan tentang kisah seseorang atau setiap manusia ketika dia meninggal dunia. Bagaimana dia dicabut nyawanya oleh Malaikat, bagaimana dibawa nyawanya ke atas kemudian dikembalikan ke bumi. Kemudian akan datang dua orang malaikat yang bernama Munkar dan Nakir. Dia akan bertanya kepada orang tersebut tentang tiga perkara, baik orang tersebut adalah seorang yang Mukmin, yang Muslim, maupun orang yang kafir atau bahkan seorang Munafik sekalipun akan ditanya tentang tiga perkara ini.
1. Ditanya tentang – من ربك – siapa Rabb-mu?
2. Ditanya tentang – ما دينك – apa agamamu?
3. Ditanya tentang – من نبيك – siapa Nabimu?
Setiap dari kita akan ditanya tentang tiga perkara ini, kecuali yang memang telah dikecualikan oleh dalil.
Setiap kita akan ditanya tentang siapa Rabbnya, siapa Nabinya, dan apa agamanya.
Apabila dia adalah seorang Muslim yang selama hidupnya mengenal Allah Subhānahu wa Ta’āla, menunaikan hak-Nya, mengenal Nabi Muhammad ﷺ, menunaikan hak Beliau sebagai seorang Rasul, mengenal Agama Islam, menjalankan perintahnya menjauhi larangannya, maka diharapkan orang yang seperti ini akan mendapatkan taufiq dan kemudahan dari Allah Subhānahu wa Ta’āla di dalam menjawab pertanyaan dua malaikat ini, akan mengatakan,
Rabb-ku adalah Allah
Nabiku adalah Muhammad
Dan agamaku adalah agama Islam
Namun apabila dia selama di dunia termasuk orang yang kufur, mengingkari Allah, mengingkari Nabi Muhammad ﷺ dan berpaling dari memeluk agama Islam seperti orang-orang kafir, maka mereka tidak akan mendapatkan taufiq untuk bisa menjawab tiga pertanyaan ini.
Demikian pula orang Munafik, yang mereka menampakan keislaman dan menyembunyikan kekufuran di dalam hati mereka. Mereka menampakkan keislaman diantara manusia, mengucapkan kalimat – لا إله إلا الله – mengatakan kalimat – محمد رسول الله – secara lisan (dhohir) akan tetapi di dalam batinnya dia mengingkari ini semua, maka orang yang demikian keadaanya tidak akan bisa menjawab pertanyaan di alam kubur yang dinamakan dengan fitnah kubur sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasulullah ﷺ ketika orang munafik ditanya mereka mengatakan, “Hah hah.”
Artinya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut, padahal di dunia dia mengucapkan – لا إله إلا الله – sebagaimana orang-orang Islam mengucapkan – لا إله إلا الله – dan dia di dunia mengucapkan – محمد رسول الله – sebagaimana orang-orang Islam mengucapkan – محمد رسول الله -, akan tetapi tidak mengucapkan ucapan tersebut dengan ikhlas akan tetapi hanya secara dhohir (lisan) tanpa diyakini di dalam hatinya.
Oleh karena itu tidak heran apabila Al Muallif/pengarang disini mengarang sebuah kitab yang ringkas yang mudah dipahami oleh semua, baik orang yang awam, seorang penuntut ilmu, apalagi seorang ulama dengan harapan masing-masing dari kita baik seorang muslim maupun muslimah bisa mempersiapkan diri untuk bisa menjawab pertanyaan di alam kubur yang dinamakan dengan fitnatul qabr, menjawab pertanyaan tersebut dengan baik dan juga dengan benar.
Dan Syaikh Muhammad Abdul Wahab, beliau adalah seorang yang sangat gigih di dalam dakwahnya dan beliau lahir di sebuah daerah di Jazirah Arab yang dinamakan dengan Uyainah pada tahun 1115 H. Dan beliau menuntut ilmu agama dimulai dari keluarganya (karena bapak beliau juga seorang Ulama) dan sudah menghafal Qur’an ketika beliau berumur 10 tahun. Kemudian setelah itu melanjutkan mempelajari ilmu-ilmu yang lain, bersimpuh di hadapan para ulama yang ada di Najd maupun di Hijaz (di kota Mekkah, di kota Madinah) datang kepada mereka menuntut ilmu agama, termasuk diantaranya berguru kepada seorang Hafidz di kota Madinah ini yaitu Syaikh Muhammad Al Hayyah As Sindi rahimahullah dan juga ulama-ulama yang lain.
Kemudian setelah itu beliau kemulai dakwahnya menyebarkan ilmu agama, mengajak manusia kembali kepada Allah, kembali kepada agama Allah, mengarang banyak kitab-kitab yang bermanfaat diantaranya adalah kitabut Tauhid, Al Qowaidul Arba’, Al Ushulu As Sittah, Ushulul Iman, Adabul Masyi ilaa Ash Sholah, Kasyfu Syubhat, termasuk diantaranya adalah kitab yang Insya Allah akan kita pelajari yaitu Al Ushulu Ats Tsalatsah wa Adillatuha (Tiga Landasan Utama dan juga dalil-dalilnya).
Dan beliau meninggal dunia pada tahun 1206 H.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah  Roy bab Kitab Usuluts Tsalatsah]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top