Halaqah 03: Pengantar Al Ushulu Ats Tsalatsah Bagian 3 Empat Perkara yang Wajib Dipelajari (1)

Pengantar Al Ushulu Ats Tsalatsah Bagian 3 Empat Perkara yang Wajib Dipelajari (1)

Beliau mengatakan,

اعلم رحمك الله.أنه يجب علينا تعلم أربع مسائل
“Ketahuilah semoga Allah merahmatimu. Sesungguhnya wajib atas kita semua untuk mempelajari empat perkara.”
Orang Arab apabila mengatakan اعلم, (ketahuilah), menunjukkan bahwasanya apa yang akan disampaikan setelahnya adalah perkara yang sangat penting. Sehingga mengatakan اعلم (ketahuilah wahai saudaraku), menunjukkan bahwasanya apa yang akan beliau sampaikan adalah memang pantas diperhatikan dan hendaknya seseorang yang mendengarnya menyiapkan pendengarannya untuk bisa menyimak apa yang akan disampaikan.
Kemudian beliau mengatakan رحمك الله (semoga Allah merahmatimu), mendo’akan bagi setiap pembaca, bagi setiap pendengar yang mendengar kitab beliau atau membaca kitab beliau, dido’akan dengan rahmat dan kasih sayang Allah Subhanahu wa Taala. Dan ini adalah termasuk adab seorang mu’allim yang ingin mengajarkan kepada muridnya, kepada orang lain, supaya mendo’akan kebaikan bagi orang yang ingin diajarkan.
Dido’akan dengan rahmat, dengan maghfiroh, dan juga kebaikan-kebaikan yang lain. Yang demikian itu akan menambah keikhlasan seseorang dan akan menambah kasih sayang diantara keduanya, baik yang mengajarkan maupun yang diajarkan.
اعلم رحمك الله. أنه يجب علينا تعلم أربع مسائل
Wajib bagi kita semua untuk mempelajari empat perkara.
Yang dimaksud dengan wajib artinya masing-masing dari kita tidak ada udzur untuk meninggalkannya. Apabila seseorang melakukannya dia mendapatkan pahala dan apabila meninggalkannya maka dia berdosa.
تعلم أربع مسائل
Mempelajari empat perkara ini.
Ilmu tidak semuanya wajib. Di sana ada Ilmu yang fardhu ‘ain, wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajarinya, seperti ilmu tentang Iman, mengilmui Thoharoh, mengilmui shalat lima waktu, maka ini adalah termasuk ilmu yang wajib ‘ain, harus dan wajib bagi setiap Muslim dan juga Muslimah untuk mempelajari perkara ini, karena shalat lima waktu kewajiban semuanya, tidak mungkin seseorang bisa menjalankan shalat lima waktu kecuali apabila dia mengilmui bagaimana melakukan shalat lima waktu tersebut.
Dan di sana ada Ilmu yang fardhu kifayah, apabila sudah ada sebagian kaum muslimin yang mempelajari maka tidak wajib bagi yang lain untuk mempelajari ilmu tersebut. Misalnya tentang ilmu Faraidh (pembagian waris), apabila sudah ada sebagian yang mempelajari, mendalami, maka tidak diharuskan seluruh kaum muslimin untuk mempelajari ilmu ini.
Dan di sana ada perkara atau ilmu yang sunnah, yang dianjurkan yang apabila diketahui maka ini baik dan afdhol namun apabila tidak dipelajari atau tidak diketahui maka seseorang tidak berdosa karena tidak mempelajari ilmu tersebut.
Di sini beliau mengatakan wajib bagi kita untuk mempelajari empat perkara.
الأولى: العلم
Yang pertama (kata beliau) : العلم
Wajib bagi kita untuk mengetahui yang pertama: Ilmu.
Apa yang dimaksud dengan Ilmu?
وهو: معرفة الله و معرفة نبيه ﷺ و معرفة دين الإسلام بالأدلة
“Adalah mengilmui ma’rifatullah (mengenal Allah), dan mengenal Nabi ﷺ, dan mengenal Agama Islam dengan dalil-dalil-nya.”
الثانية: العمل به
“Yang kedua adalah mengamalkan ilmu yang sudah kita pelajari.”
Kalau kita nanti sudah mengenal Allah, sudah mempelajari siapa Allah dan bagaimana hak-Nya, dan kita mengenal Nabi Muhammad ﷺ dan apa haknya, dan mengenal Agama Islam, apa pondasinya, apa yang dimaksud dengan rukun Islam, apa yang dimaksud dengan rukun Iman, maka kewajiban yang ke dua adalah mengamalkan.
Karena maksud belajar adalah mengamalkan. Ilmu dipelajari bukan hanya sekedar dipelajari akan tetapi tujuan utamanya adalah diamalkan. Ilmu yang tidak diamalkan sebagaimana ucapan para ulama, seperti pohon yang tidak berbuah.
Kemudian yang ketiga,
الثلاثة: الدعوة إليه
“Adalah berdakwah kepada Ilmu dan amal ini.”
Apabila kita seorang Muslim sudah mengetahui, kemudian yang ke dua kita sudah mengamalkan di dalam kehidupan sehari-hari dan kita merasakan manfaatnya mengenal Allah, mengenal Nabi ﷺ, mengenal agama Islam, maka hendaklah kita berusaha untuk menyampaikan kebaikan ini kepada orang lain yang mungkin banyak diantara mereka yang belum mempelajari tentang mengenal Allah, mengenal Nabi ﷺ, dan juga mengenal agama Islam apalagi mengamalkan, dan ini sebagai tanda cinta kita sebagai seorang saudara sebagaimana sabda Nabi ﷺ,
لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه
“Tidak beriman salah seorang diantara kalian sampai dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.”
Sebagaimana kita senang dan bahagia mengenal Allah, mengenal Nabi ﷺ, mengenal agama Islam dan dengannya kita selamat di dunia dan juga di akhirat, maka kita berusaha untuk menjadikan saudara kita juga berbahagia. Mencintai untuk saudara kita apa yang kita cintai untuk diri kita sendiri.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Ushul Ats Tsalatsah]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top