Kemudian beliau mengatakan,
ومن مخلوقاته: السماوات السبع، ومَن فيهنَّ، والأرضون السبع، ومَن فيهنَّ، وما بينهما
Dan diantara makhluk-makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah langit yang tujuh dan makhluk yang ada di dalamnya, dan bumi yang tujuh dan apa yang ada di dalamnya, dan apa yang ada diantara langit dan juga bumi.
Diantara makhluk-makhluk Allah yang menunjukan kepada kita tentang Maha Besarnya Allah, Maha Kuasanya Allah dan mengetahui tentang luasnya Ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah langit dan juga bumi. Langit yang tujuh yang Allah ciptakan.
بِغَيْرِعَمَدٍ تَرَوْنَهَا
“Tanpa tiang.” [Ar Ra’d 2]
Yang kita lihat makhluk yang sangat besar yang berada di atas, Allah ciptakan tanpa tiang. Dan apa yang ada di dalamnya berupa makhluk-makhluk Allah seperti malaikat dan juga bintang-bintang.
والأرضون السبع
“Dan bumi yang tujuh,” dan apa yang ada di dalamnya.
Dan apa yang ada diantara langit dan bumi tersebut, berupa makhluk-makhluk Allah seperti awan, angin, manusia, tumbuhan, hewan, maka ini adalah makhluk-makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berada diantara langit dan juga bumi.
Apabila kita mau memikirkan penciptaan Allah terhadap langit dan penciptaan Allah terhadap bumi, niscaya akan mengenalkan kita siapa Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Langit Allah ciptakan sedemikian besarnya. Kita berada di bumi dan bumi adalah bagian dari tata surya. Di sana ada planet-planet yang lain yang mungkin lebih besar dari bumi. Dan di sana ada matahari dan di sana ada bintang-bintang. Dan ternyata kita berada di salah satu galaksi, dan galaksi adalah kumpulan dari jutaan bintang. Dan satu bintang ukurannya adalah ukuran yang sangat besar, bahkan banyak bintang-bintang yang ukurannya lebih besar daripada matahari.
Dan ternyata di sana ada galaksi-galaksi yang lain bukan hanya galaksi kita, tetapi di sana ada galaksi-galaksi yang lain, kumpulan-kumpulan bintang yang lain yang tidak mengetahui kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jumlah yang sangat banyak, yang sangat besar, yang tidak mengetahui ukurannya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan itu semua berada di bawah langit yang pertama (langit dunia). Dengan demikian kita bisa mengetahui bagaimana besarnya langit yang pertama tersebut.
Di sana ada langit yang ke dua, yang jaraknya antara yang pertama dengan ke dua ratusan tahun, yang tentunya lebih besar dan lebih besar dari pada langit yang pertama.
Dan di sana ada yang ke tiga yang jaraknya antara yang ke dua dengan yang ke tiga ratusan tahun. Ada langit yang ke empat, ke lima, ke enam, dan ada langit yang ke tujuh. Tidak bisa kita bayangkan bagaimana besarnya langit ke tujuh tersebut dan disebutkan di dalam hadits bahwasanya di atas langit ada kursi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan disebutkan oleh Rasulullah ﷺ perbandingan antara seluruh langit dan bumi dibandingkan dengan kursi Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah seperti sebuah cincin yang dilemparkan di tengah padang pasir. Ini adalah perbandingan antara langit yang tujuh dibandingkan dengan kursi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tidak bisa kita bayangkan bagaiman besarnya kursi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan disebutkan dalam hadits tersebut, di atas kursi ada ‘Arsy. Dan perbandingan antara kursi Allah dengan ‘Arsy Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah seperti cincin yang dileparkan di tengah padang pasir, lebih besar daripada kursi dan Allah Subhanahu wa Ta’ala Akbar, adalah lebih besar dari itu semua. Tidak bisa kita bayangkan bagaimana besarnya Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kalau ciptaan-Nya demikian besarnya, bagaimana dengan Al Kholiq yang menciptakan itu semua.
Oleh karena itu di dalam Islam ketika dikumandangkan adzan yang pertama adalah kalimatut takbir,
الله أكبر – الله أكبر
“Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Dzat Yang Paling Besar (Yang Maha Besar).”
Lebih besar dari apa saja yang menurut manusia itu adalah sesuatu yang besar (sesuatu yang sangat penting), tapi hendaklah mereka mengetahui bahwasanya Allah adalah Akbar (Maha Besar) dari itu semua.
Ketika shalat ucapan yang pertama kali kita ucapakan adalah Takbiratul Ihram – الله أكبر – supaya kita mengetahui bahwasanya Dia-lah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Besar, yang lebih besar daripada pekerjaan kita, daripada dunia kita, menjadikan kita mau khusyu dan menghadapkan diri kita kepada Allah Dzat Yang Maha Besar.
Diantara makhluk Allah adalah langit yang tujuh, demikian pula bumi dan apa yang ada diantara keduanya.
Kemudian beliau mengatakan,
والدليل قوله تعالى: {وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ}
Dan dalilnya adalah firman Allah Subhānahu wa Ta’āla,
“Dan diantara tanda-tanda kekuasan Allah adalah malam dan juga siang dan matahari dan juga bulan. Maka janganlah kalian sujud kepada matahari dan janglah kalian sujud kepada bulan dan hendaklah kalian sujud kepada Allah yang telah menciptakan itu semua apabila kalian benar-benar menyembah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” [Fushshilat 37]
Ini adalah dalil diantara kekuasaan Allah adalah malam dan juga siang, matahari dan juga bulan.
Kemudian beliau mengatakan,
وقوله تعالى: {إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ}
Dan juga firman Allah,
“Sesungguhnya Rabb kalian adalah Allah yang menciptakan langit dan juga bumi dalam enam hari, kemudian Allah beristiwa di atas ‘Arsy dan Dia-lah yang menutupi malam dengan siang dan malam tersebut diikuti dengan siang secara langsung dan Dia-lah yang menciptakan matahari dan juga bulan dan juga bintang-bintang di mana matahari, bulan, dan bintang-bintang tersebut tunduk dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketahuilah bagi Allah-lah penciptaan dan juga perintah. Maha berkah Allah Rabb semesta Alam. [Al A’raf 54]
Dua ayat ini menunjukan tentang tanda-tanda kekuasaan Allah diantara makhluk-makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu matahari dan juga bulan, demikian pula bintang-bintang, demikian pula siang dan juga malam, yang menunjukkan kepada kita tentang siapakah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Dia-lah Allah, Rabb kita Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Kuasa untuk melakukan segala sesuatu, Yang Maha Hidup, Yang Mengetahui maslahat dan juga mudhorot.
Oleh karena itu kita menjadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai satu-satunya sesembahan sebagaimana beliau katakan di awal,
وهو معبودي ليس لي معبود سواه
“Dan Dia-lah sesembahanku, aku tidak memiliki sesembahan selain Dia.”
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Ushul Ats Tsalatsah]