Halaqah yang ke-115 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh.
Beliau mengatakan (Rahimahullahu Ta’ala)
بَابُ التَّحْذِيرِ مِنَ البِدَعِ
Bab tahdzir, peringatan, dari bid’ah-bid’ah.
Kembali beliau disini membuat sebuah bab mengingatkan kita di dalam bab ini tentang bahayanya bid’ah dan bahwasanya Nabi ﷺ dahulu beliau memperingatkan umat dari bid’ah, demikian pula para sahabat radhiallahu ta’ala anhum manhaj mereka sama, memperingatkan manusia dari bid’ah.
Dan pada bab-bab yang sebelumnya beliau rahimahullah telah membuat bab yang isinya juga peringatan dari bid’ah, menyebutkan tentang bahaya bid’ah, bahwasanya bid’ah lebih dahsyat daripada dosa-dosa besar, maka ini adalah termasuk diantara peringatan, peringatan dengan menyebutkan bahaya dari dosa bid’ah tadi sehingga dia lebih besar dosanya daripada dosa-dosa besar.
Demikian pula beliau membuat bab bahwasanya Allāh ﷻ menghalangi pintu taubat dari shahibul bid’ah dan ini telah berlalu ketika beliau menyebutkan tentang bahwasanya Allāh ﷻ menghalangi taubat bagi orang yang melakukan bid’ah, tentunya ini di dalamnya ada peringatan dari perbuatan bid’ah itu sendiri.
Maka di akhir kitab ini beliau ingin menguatkan kembali, yang sudah kita sampaikan di awal bahwasanya di dalam kitab ini syaikh ingin memprioritaskan, mengkonsentrasikan tentang masalah syahadat anna muhammadan rasulullāh dan bahwasanya konsekuensinya adalah seseorang berpegang teguh dengan sunnah dan meninggalkan bid’ah.
Berbicara tentang Islam diawal, ingin sampai kepada keyakinan bahwasanya diantara Islam adalah menyerahkan diri didalam masalah tata cara ibadah sehingga diakhir kitab ini beliau ingin membawakan sebagian dalil yang isinya adalah peringatan dari bid’ah, dan beliau di sini sebutkan sedikit saja karena ini hanyalah sebagai penguat sedangkan dalil-dalil yang sebelumnya itu sudah banyak disebutkan oleh beliau tentang bahaya bid’ah itu sendiri.
Beliau mengatakan
عَنِ العِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ
Dari ‘Irbād ibn Sāriyah radhiallahu anhu
قَالَ: وَعَظَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظَةً بَلِيغَةً
‘Irbād ibn Sāriyah mengatakan telah memberikan مَوْعِظَة kepada kami, telah memberikan nasihat kepada kami Rasulullāh ﷺ dengan sebuah nasehat yang sangat dalam, yang langsung mengena hati para sahabat radhiallahu ta’ala anhum, dan Allāh ﷻ dialah yang menyuruh Nabi-Nya ﷺ untuk memberikan مَوْعِظَة, dan hendaklah engkau Muhammad memberikan مَوْعِظَة kepada mereka, dan disifati مَوْعِظَة Rasulullāh ﷺ saat itu adalah مَوْعِظَة yang بَلِيغَة yaitu مَوْعِظَة yang sangat dalam dengan kalimat-kalimat yang menyentuh hati manusia dan tentunya diiringi dengan keikhlasan kepada Allāh ﷻ karena ini adalah perintah dari Allāh ﷻ, Dia-lah yang memerintahkan beliau untuk memberikan مَوْعِظَة kepada orang-orang yang beriman.
وَجِلَتْ مِنْهَا القُلُوبُ
Dengan sebab مَوْعِظَة yang dalam tadi akhirnya مَوْعِظَة yang ikhlas dengan kata-kata yang penuh dengan makna sampai kepada hati mereka sehingga menggetarkan hati mereka
وَذَرَفَتْ مِنْهَا العُيُونُ
Disamping itu مَوْعِظَة yang dalam tadi juga memberikan pengaruh terhadap mata mereka sehingga bercucuranlah air mata para sahabat radhiallahu a’ala nhum yang mendengar مَوْعِظَة dari Nabi ﷺ saat itu. Ini menunjukkan tentang bagaimana مَوْعِظَة yang dalam yang diberikan oleh Nabi ﷺ saat itu kepada para sahabat radhiallahu ‘anhum.
***
[Disalin dari materi Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy bab Kitab Fadhlul Islam]