2021

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 41: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Cabang Keimanan Tertinggi Adalah Laa Ilaaha Illallaah

Beliau rahimahullah mengatakan, فأعلاها قول : لا إله إلا الله “Yang paling tinggi adalah ucapan Laa Ilaaha Illallaah.” Ini adalah yang paling tinggi diantara cabang-cabang keimanan. Kalau iman diibaratkan pohon, pohon ini menjulang ke atas, memiliki cabang-cabang dan daun-daun. Diantara makna cabang yang paling tinggi adalah orang yang beriltizam dengannya, maka dia mendapatkan pahala yang […]

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 40: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Tingkatan Iman dan Cabang-Cabangnya Bagian 2

Para ulama setelah mereka selesai berusaha untuk mengumpulkan cabang-cabang keimanan yang ada di dalam Al-Qur’an, maka mereka kembali membuka hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alayhi wa sallam yang tentunya mereka para ulama adalah ahlinya. Itu adalah makanan mereka sehari-hari. Mereka juga menghafal hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alayhi wa sallam sebagaimana mereka menghafal Al-Qur’an. Kesibukan mereka memang dalam Al-Qur’an

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 39: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Tingkatan Iman dan Cabang-Cabangnya Bagian 1

Beliau rahimahullah mengatakan, المرتبة الثانية: الإيمان Tingkatan ke dua, yaitu diantara tiga tingkatan yang ada di dalam Islam yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam adalah tentang الإيمان. Al-Iman (الإيمان) adalah tingkatan yang ke-2 yang lebih tinggi daripada Al Islam. Dari sini kita mengetahui bahwasanya Iman sebagaimana Islam, terkadang maknanya adalah umum dan terkadang

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 38: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Dalil Rukun Islam Shalat dan Zakat, Puasa dan Haji

Abdullah bin Syaqiq termasuk tabi’in, belajar dari Abdullah bin Abbas, Abdullah bin ‘Umar, Utsman bin Affan, dan seterusnya. Beliau mengatakan, كَانَ أَصْحَابُ رسول الله صلى الله عليه وسلم لاَ يَرَوْنَ مِنَ الأَعْمَالِ تَرْكُهُ كُفْرٌ غَيْرَ الصَّلاَةِ ‏ “Dahulu para sahabat Rasulullah tidak pernah memandang sebuah amalan yang kalau ditinggalkan maka pelakunya menjadi keluar dari agama

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 37: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Dalil Rukun Islam Shalat dan Zakat dan Tafsir Tauhid Bagian 2

Para ulama sepakat, orang yang mengingkari kewajiban zakat dan shalat, dia telah keluar dari agama Islam. Adapun orang yang meninggalkan shalat dan dia masih mengakui kewajiban tentang shalat, maka di sini para ulama berselisih pendapat tentang hukumnya. Apakah dia statusnya masih sebagai seorang muslim yang menjadi saudara kita? Tapi dia melakukan dosa yang besar meninggalkan

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 36: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Dalil Rukun Islam Shalat dan Zakat dan Tafsir Tauhid Bagian 1

Beliau mengatakan, ودليل الصلاة، والزكاة، وتفسير التوحيد قوله تعالى وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دين القيمة [Al Bayyinah 5] Beliau menyebutkan setelah membahas tentang syahadat (yang merupakan rukun Islam yang pertama) ingin menyebutkan kepada kita tentang dalil wajibnya shalat dan juga zakat dengan dalil tersendiri,

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 35: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Makna Syahadat Muhammad Rasulullah Bagian 2

2. Ke Dua Kemudian yang ke dua diantara makna dan konsekuensi bahwasanya kita menyaksikan dan bersaksi bahwasanya Beliau adalah seorang Rasulullah, – وتصديقه فيما أخبر -terkadang Beliau membawa akhbar (membawa berita-berita). Allah Subhanahu wa Ta’ala mewahyukan kepada Beliau bahwa dahulu pernah terjadi demikian. Dahulu kisahnya Adam demikian, dahulu kisahnya Musa demikian, sampaikan kepada manusia. Maka

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 34: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Makna Syahadat Muhammad Rasulullah Bagian 1

Kemudian setelah mendatangkan dalil, beliau menyebutkan tentang makna Syahadat Muhammadan Rasulullah. ومعنى شهادة أن محمدا رسول الله: طاعته فيما أمره، وتصديقه فيما أخبر، واجتناب ما عنه نهى وزجر، و أن لا يعبد الله إلا بما شرع Kemudian beliau menjelaskan tentang makna syahadat yang ke dua ini, sebagaimana beliau menjelaskan agak lebar tentang makna syahadat yang

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 33: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Dalil Rukun Islam Syahadat Muhammad Rasulullah Bagian 2

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan di sini tentang sifat yang dimiliki Rasul tersebut, عَزِیزٌ عَلَیۡهِ مَا عَنِتُّمۡ [QS At-Taubah 128] “Berat bagi beliau apa yang berat bagi kalian.” Menjadikan Beliau berat, menjadikan Beliau sedih apa yang berat bagi kalian adalah sifat Rasulullah ﷺ. Beliau bukan ingin memberatkan manusia dengan perintah-perintah, apa yang beliau sampaikan

Ushul Ats Tsalatsah

Halaqah 32: Landasan Ke Dua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Dalil Rukun Islam Syahadat Muhammad Rasulullah Bagian 1

Beliau mengatakan (rahimahullahu Ta’ala), ودليل شهادة أن محمدا رسول الله قوله تعالى لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ [QS At-Taubat 128] Dan dalil tentang wajibnya bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Sungguh-sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul (seorang utusan) yang berasal

Scroll to Top