June 2020

Sirah Nabawiyah

Halaqah 10: Muhammad di Bawah Tanggungan Abu Thalib

Setelah meninggal Abdul Mutholib, Abu Tholib sebagai paman berusaha menunaikan hak keponakannya dengan sebaik-baiknya, bahkan mendahulukan Muhammad diantara sekian banyak putranya selama lebih dari 40 tahun di sampingnya, melindunginya, dan membela dengan ucapan dan juga fisiknya. Rasulullah ﷺ tumbuh sebagai seorang pemuda yang dijaga oleh Allah, terjauh dari kotoran-kotoran Jahiliyyah dan kebiasaan mereka. Paling menjaga […]

Sirah Nabawiyah

Halaqah 09: Pembelahan Dada Nabi, Meninggalnya Aminah dan Abdul Mutholib

Pada tahun ke empat atau ke lima semenjak kelahiran Nabi ﷺ, terjadi kejadian besar yang menimpa Muhammad ﷺ. Di dalam shahih Muslim, Imam Muslim meriwayatkan bahwa datang Malaikat Jibril dan Muhammad ﷺ sedang bermain bersama anak-anak. Kemudian Malaikat Jibril membelah dada Beliau, mengeluarkan dari jantungnya segumpal darah hitam, kemudian membuangnya dan mencuci jantungnya di dalam

Sirah Nabawiyah

Halaqah 08: Muhammad ﷺ Disusui

Setelah melahirkan, Aminah mengabarkan kepada Abdul Mutholib tentang kelahiran cucunya. Maka datanglah Abdul Mutholib dalam keadaan sangat berbahagia kemudian memandang dan membawa masuk Muhammad ke dalam ka’bah dan memberi nama beliau dengan Muhammad, sebuah nama yang asing di antara orang-orang Arab. Abdul Mutholib kemudian mencari wanita Arab Badui yang bisa menyusui Muhammad ﷺ, sebagaimana ini

Beriman Dengan Takdir Allah

Halaqah 25: Buah Beriman dengan Takdir Allah (Bagian 3)

16. Berbaik sangka kepada Allah. Ketika melihat dirinya diberi hidayah kepada Tauhid, Sunnah, dan ketaatan, maka dia berbaik sangka kepada Allah, bahwa Allah menghendaki pada dirinya kebaikan dan ingin memudahkan dia masuk ke dalam Surga-Nya. 17. Menimbulkan rasa takut di dalam diri seorang hamba dari suul khotimah, sehingga dia tidak tertipu dengan amal sholehnya, karena

Beriman Dengan Takdir Allah

Halaqah 24: Buah Beriman dengan Takdir Allah (Bagian 2)

9. Membuahkan semangat yang tinggi di dalam melakukan kebaikan yang berkaitan dengan agama seperti ibadah, menuntut ilmu, berdakwah, dll. Orang yang beriman dengan Takdir Allah tidak takut celaan orang yang mencela ketika berdakwah, tidak terlalu hancur hatinya ketika melihat orang yang tidak menerima dakwahnya, dan dia tidak pamer atau bangga diri ketika melihat orang yang

Beriman Dengan Takdir Allah

Halaqah 23: Buah Beriman dengan Takdir Allah (Bagian 1)

Diantara buah beriman dengan Takdir Allah azza wajalla: 1. Beriman dengan Takdir adalah sebab seseorang merasakan lezatnya iman Berkata Ubadah Ibnu Shomit kepada putranya, يابني انك لن تجد طعم حقيقة الإيمان , حتى تعلم ان ما اصابك لم يكن ليخطئك وما اخطئك لم يكن ليصيبك “Wahai anakku, sesungguhnya engkau tidak akan merasakan lezatnya hakikat keimanan

Beriman Dengan Takdir Allah

Halaqah 22: Aliran yang Menyimpang di Dalam Masalah Hidayatut Taufiq dan Penyesatan

Telah menyimpang di dalam masalah ini dua aliran: Al Qodariyyah dan Al Jabriyyah. Adapun Al Qodariyyah, maka mereka meyakini bahwa Allah bukanlah yang memberikan hidayah taufiq dan Allah bukanlah yang menyesatkan. Dan mereka mengatakan bahwa makna Allah memberikan hidayah yang datang di dalam dalil seperti dalam firman Allah, … وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ… [QS

Beriman Dengan Takdir Allah

Halaqah 21: Hidayah Taufiq dan Kesesatan Menurut Ahlus Sunnah

Hidayah terbagi menjadi dua: 1. Hidayatul Irsyad, yaitu bimbingan dan arahan menuju jalan yang benar. Hidayah jenis ini dimiliki oleh para Nabi dan orang-orang yang mengikuti para Nabi dari kalangan para da’i, karena mereka membimbing dan mengarahkan manusia kepada jalan Allah. Allah berfirman, … ۚ وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ [QS Asy-Syura 52] “Dan sesungguhnya

Beriman Dengan Takdir Allah

Halaqah 20: Amalan Hamba Ikhtiariyyah Menurut Ahlus Sunnah

Amalan Hamba terbagi menjadi dua: 1. Amalan Hamba Idlthiroriyyah (اضطرارية) yaitu amalan hamba yang seorang hamba tidak bisa memilih, seperti gerakan orang yang menggigil. 2. Amalan hamba Ikhtiariyyah (اختيارية) yaitu amalan hamba yang seseorang bisa memilih. Seperti amalan-amalan ketaatan dan amalan-amalan kemaksiatan. Ahlus Sunnah Wal Jamaah meyakini bahwa Allah yang menciptakan amalan mereka, bukan mereka

Beriman Dengan Takdir Allah

Halaqah 19: Makna Ucapan Rasulullah ﷺ “Kejelekan Tidak Kepada-Mu”

Allah Subhānahu wa Ta’āla yang menciptakan segala sesuatu yang bermanfaat maupun yang memudhoroti, yang baik maupun yang buruk. Adapun sabda Nabi ﷺ di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, والشر ليس إليك ”Dan kejelekan tidak disandarkan kepada-Mu.” Maka hadits ini tidak menunjukkan bahwa kejelekan tidak dicipta oleh Allah. Para ulama telah menjelaskan bahwa

Scroll to Top